Pengertian Etika Bisnis : Materi, Tujuan, Prinsip, Manfaat, Dan Contohnya

10 min read

Contoh, Manfaat, Prinsip, Tujuan, Materi Dan Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli

Contoh, Manfaat, Prinsip, Tujuan, Materi Dan Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli

A. Pengertian Norma Bisnis
Norma berasal dari kata Yunani, ialah yang berarti adat istiadat atau kultur hidup yang bagus, bagus pada diri seseorang ataupun pada golongan masyarakat. Norma berhubungan dengan skor-skor, tata metode atau hukum hidup yang bagus dan semua kultur yang bagus. Norma sebagai filsafat etika, atau ilmu yang membahas dan menelaah skor dan etika yang diberi oleh moralitas dan budi pekerti. Definisi lain perihal Norma ialah yakni rambu-rambu dalam suatu golongan masyarakat yang diterapkan supaya bisa memberi nasihat dan mengingatkan anggotanya terhadap suatu perbuatan yang terpuji (good conduct) yang semestinya senantiasa dipatuhi dan dikerjakan.

Norma bisnis yakni metode untuk mengerjakan kesibukan bisnis, yang meliputi segala aspek yang berhubungan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Norma Bisnis dalam suatu perusahaan bisa menyusun skor, etika dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun kekerabatan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Prinsip bisnis yang bagus bagi perusahaan ialah bisnis yang bersopan santun, merupakan bisnis dengan performa unggul dan berkesinambungan yang dilaksanakan dengan mentaati kaidah-kaidah budi pekerti paralel dengan undang-undang dan undang-undang yang berlaku. Norma Bisnis bisa menjadi standar dan pertanda bagi segala karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pertanda untuk melakukan profesi sehari-hari dengan dilandasi etika yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Berdasarkan Von der Embse dan R.A. Wagley dalam tulisannya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku budi pekerti bisnis, ialah :
Utilitarian Approach : tiap-tiap perbuatan semestinya didasarkan pada konsekuensinya. Oleh sebab itu, dalam berperilaku seseorang harus meniru metode-metode yang bisa memberi manfaat sebesar-besarnya terhadap masyarakat, dengan metode yang tak berbahaya dan dengan tarif serendah-rendahnya
Individual Rights Approach : tiap-tiap orang dalam perbuatan dan kelakuannya mempunyai hak dasar yang semestinya dihormati.

Tapi perbuatan maupun tingkah laku hal yang demikian semestinya dihindari sekiranya diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain
Justice Approach : para pembuat keputusan memiliki kedudukan yang sama, dan berperilaku adil dalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan bagus secara perseorangan maupun secara golongan.

Prinsip Awam Norma Bisnis:
Prinsip Otonomi : Otonomi ialah sikap dan kesanggupan manusia untuk mengambil keputusan dan berperilaku menurut kesadarannya sendiri perihal apa yang dianggapnya bagus dikerjakan.
Prinsip Kejujuran : Kejujuran yakni sebuah prinsip budi pekerti bisnis sebab mitos keliru bahwa bisnis ialah kesibukan tipu – mengelabui demi meraup untung.
Prinsip Keadilan : Prinsip keadilan menuntut supaya tiap-tiap orang dalam kesibukan bisnis entah dalam kekerabatan eksternal perusahaan ataupun kekerabatan internal perusahaan perlu diperlakukan pantas dengan haknya masing – masing. Keadilan menuntut supaya tak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya
Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) : Prinsip ini menuntut supaya bisnis di jalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan segala pihak
Prinsip integritas etika : Prinsip ini secara khusus dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan supaya perlu mengerjakan bisnis dengan konsisten menjaga nama bagusnya atau nama bagus perusahaannya.

Perilaku dalam Norma Bisnis

  1. Lingkungan Bisnis yang Pengaruh Perilaku Norma Tujuan dari sebuah bisnis kecil ialah untuk tumbuh dan menciptakan uang. Untuk mengerjakan itu, penting bahwa segala karyawan dipapan dan bahwa performa mereka dan perilaku berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Perilaku karyawan, bagaimanapun bisa diberi pengaruh oleh elemen eksternal diluar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu menyadari elemen-elemen dan untuk mengamati perubahan perilaku karyawan yang bisa sinyal persoalan.
  2. Saling Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat

Bisnis melibatkan kekerabatan ekonomi dengan banyak golongan orang yang diketahui sebagai stakeholders, ialah pelanggan, energi kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan kelompok sosial. Oleh sebab itu para pebisnis semestinya menentukan segala komponen dari stakeholders dan bukan cuma stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, energi kerja dan malah pemegang saham ialah pihak yang acap kali berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang memberi pengaruh perilaku budi pekerti ialah lingkungan makro dan lingkungan mikro.

Sebagai komponen dari masyarakat, tentu bisnis patuh pada etika-etika yang ada pada masyarakat. Norma kekerabatan bisnis dan masyarakat yang tak dapat dipisahkan itu membawa serta budi pekerti-budi pekerti tertentu dalam kesibukan bisnisnya, bagus budi pekerti itu antara sesama pelaku bisnis ataupun budi pekerti bisnis kepada masyarakat dalam kekerabatan lantas ataupun tak lantas.

Dengan memetakan pola kekerabatan dalam bisnis seperti itu bisa dipandang bahwa prinsip-prinsip budi pekerti bisnis terbentuk dalam satu pola kekerabatan yang bersifat interaktif
Norma bisnis yakni pengaplikasian tanggung jawab sosial suatu bisnis yang muncul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis senantiasa berkaitan dengan persoalan-persoalan etis dalam mengerjakan kesibukan sehari-hari. bisnis dengan masyarakat awam juga mempunyai budi pekerti pergaulan ialah budi pekerti pergaulan bisnis.Norma pergaulan bisnis bisa mencakup sebagian hal antara lain iala

a. Kekerabatan antara bisnis dengan langganan / konsumen
b. Kekerabatan dengan karyawan
c. Kekerabatan antar bisnis
d. Kekerabatan dengan Hubungan
e. Kekerabatan dengan Institusi-Institusi Keuangan

  1. Kepedulian Pelaku Bisnis Norma Norma

Norma bisnis dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang betul-betul penting, ialah untuk menyusun suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan memiliki tenaga saing yang tinggi serta memiliki kesanggupan untuk menjadikan skor yang tinggi. Perilaku etis dalam kesibukan berbisnis ialah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tak etis akan merugikan bisnis itu sendiri secara khusus sekiranya dipandang dari perspektif bentang panjang. Bisnis yang bagus bukan saja bisnis yang menguntungkan, melainkan bisnis yang bagus ialah kecuali bisnis hal yang demikian menguntungkan juga bisnis yang bagus secara etika.
Tolak ukur dalam budi pekerti bisnis ialah standar etika. Seorang pengusaha yang bersopan santun senantiasa menentukan standar etika dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dievaluasi bagus atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berakibat bagus atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar undang-undang.
Dalam menjadikan budi pekerti bisnis perlu dilihat sebagian hal, antara lain pengaturan diri dan tak gampang untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan kabar dan teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menjadikan kompetisi yang sehat, menggunakan konsep pembangunan yang berkelanjutan, sanggup menyuarakan hal yang benar, Menumbuhkan sikap saling percaya antara kategori pengusaha kuat dan kategori pengusaha kebawah, Konsekuen dan tetap dengan hukum main yang sudah disepakati bersama dan lain sebagainya.

  1. Perkembangan Dalam Norma Bisnis

Tindakan perdagangan atau bisnis tak pernah luput dari sorotan budi pekerti. Perhatian budi pekerti untuk bisnis bisa dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Norma mengelabui dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berdusta yakni teladan-teladan nyata adanya kekerabatan antara budi pekerti dan bisnis.

  1. Norma Bisnis Dalam Akuntansi

Dalam mengerjakan profesinya seorang akuntan di Indonesia dipegang oleh suatu kode etik pekerjaan dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yakni tatanan budi pekerti dan prinsip etika yang memberikan pertanda terhadap akuntan untuk berkaitan dengan klien, sesama member pekerjaan dan juga dengan masyarakat. Keharusan dengan kode etik akuntan juga yakni alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada lazimnya, perihal kwalitas atau kwalitas jasa yang diberikannya sebab melewati serangkaian pertimbangan budi pekerti sebagaimana yang dipegang dalam kode etik pekerjaan. Akuntansi sebagai pekerjaan mempunyai keharusan untuk menyampingkan kepentingan pribadi dan meniru budi pekerti pekerjaan yang sudah diatur. Penguasaan akuntan sebagai profesional memiliki tiga keharusan ialah; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya sudah menandakan bahwa budi pekerti betul-betul dibutuhkan dalam bisnis. Tanpa budi pekerti di dalam bisnis, karenanya perdaganan tak akan berfungsi dengan bagus.

Dalam menjadikan budi pekerti bisnis, Dalimunthe (2004) menyarankan untuk melihat hal sebagai berikut :

· Menghasilkan Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis sanggup membatasi diri mereka masing-masing untuk tak mendapatkan apa saja dari siapa saja dan dalam wujud apa saja.

· Pengembangan Tanggung Jawab Persaingan (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan situasi masyarakat, bukan cuma dalam wujud “uang” dengan jalan memberikan donasi, namun lebih rumit lagi.

· Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tak gampang untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan kabar dan teknologi ialah salah satu usaha menjadikan budi pekerti bisnis.

· Persaingan Menggunakan yang Sehat
Menggunakan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kwalitas, melainkan kompetisi hal yang demikian tak mematikan yang lemah, dan sebaliknya semestinya terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan kategori menengah kebawah,

· Mampu Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis harus tak memikirkan profit cuma pada dikala kini, melainkan perlu memikirkan bagaimana dengan situasi dimasa datang.

· Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,Kolusi dan komisi)
Mengungkapkan pelaku bisnis telah sanggup menghindari sikap seperti ini, kita yakin tak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan semua wujud permainan curang dalam dunia bisnis maupun bermacam kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

Baa Juga : Pengertian Kerjasama : Bentuk, Manfaat, Tujuan Dan Contohnya

· Golongan Tetap yang Benar itu Benar
Artinya, bila pelaku bisnis itu memang tak wajar untuk mendapatkan kredit (sebagai teladan) sebab prasyarat tak dapat dipenuhi, jangan mengaplikasikan “katabelece” dari “koneksi” serta mengerjakan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” terhadap pihak yang berkaitan.

· Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Aturan Pengusaha
Untuk menjadikan keadaan bisnis yang “kondusif” semestinya ada sikap saling percaya (trust) antara kategori pengusaha kuat dengan kategori pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah sanggup berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang telah besar dan mapan. Seluruh selama ini kepercayaan itu cuma ada antara pihak kategori kuat, dikala kini telah waktunya memberikan peluang terhadap pihak menengah untuk berkembang dan berkecimpung dalam dunia bisnis.

· Konsekuen dan Mengapa dengan Kalau main Bersama
Memiliki konsep budi pekerti bisnis yang sudah ditetapkan tak akan bisa terlaksana sekiranya tiap-tiap orang tak berkeinginan konsekuen dan tetap dengan budi pekerti hal yang demikian. Kalau? Aturan segala saat bisnis sudah disepakati, sementara ada “oknum”, bagus pengusaha sendiri ataupun pihak yang lain mencoba untuk mengerjakan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, terang segala konsep budi pekerti bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.

· Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa Aturan kepada apa yang sudah disepakati ialah salah satu usaha menjadikan budi pekerti bisnis. Mengungkapkan budi pekerti ini sudah dimiliki oleh segala pihak, terang segala memberikan suatu ketenteraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

· Menuangkan ke dalam Norma Positif
Perlunya beberapa budi pekerti bisnis dituangkan dalam suatu undang-undang positif yang menjadi Berdasarkan Perundang-Undangan dialamatkan untuk menjamin kepastian undang-undang dari budi pekerti bisnis hal yang demikian, seperti “proteksi” kepada pengusaha lemah

Dengan demikian budi pekerti bisnis bisa dikatakan sebagai pengaplikasian budi pekerti dalam dunia bisnis, atau lebih jelasnya budi pekerti bisnis yakni suatu kode etik perilaku pengusaha menurut skor-skor etika dan etika yang dibuat pengarahan dalam membikin keputusan dan menuntaskan persoalan yang dihadapi
Terdapat sebagian prinsip awam dalam budi pekerti bisnis (Keraf, 1998), ialah :

  1. Prinsip otonomi
    Adat dalam pengambilan keputusan serta perbuatan menurut keperluan dan bertanggungjawab atas keputusan yang sudah diambil.
  2. Prinsip kejujuran
    Karakteristik yang senantiasa diutamakan dalam tiap-tiap perbuatan termasuk dalam kesibukan bisnis ialah kejujuran, supaya kesibukan bisnis bisa berjalan lancar serta berkelanjutan perlu diaplikasikan kejujuran disetiap kesibukan yang dikerjakan seperti kejujuran dalam kontrak, kejujuran pada pelanggan dan kejujuran lainnya.
  3. Prinsip keadilan
    Prinsip keadilan menekankan terhadap adanya pembagian hak yang merata bagi tiap-tiap stakeholder, bagus stakeholder internal ataupun eksternal. Cotohnya hak dalam mengenal kabar mengenai situasi bisnis suatu perusahaan pihak pemegang saham erlu mengenal kabar hal yang demikian.
  4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
  5. Prinsip integritas etika
    Prinsip yang terakhir ini dialamatkan bahwa tiap-tiap individu dalam perusahaan di tekankan untuk mempunyai rasa kepemilikan kepada perusahaan sehingga tiap-tiap individu sanggup menjaga nama bagus perusahaan dan berupaya memajukan perusahaan demi kepentingan perusahaan semata bukan kepentingan individu dan berupaya menciptakan perusahaan sebagai perusahaan terbaik.

B. Lingkungan bisnis yang memberi pengaruh Perilaku Norma
Situasi definisi yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa budi pekerti bisnis yakni rambu-rambu bagi pebisnis dalam memberi nasihat dan mengingatkan terhadap suatu perbuatan yang terpuji supaya bisa dibuat sebagai pengarahan dalam membikin keputusan dan menuntaskan persoalan yang dihadapi. Di bawah ini ialah elemen-elemen yang sanggup memberi pengaruh budi pekerti bisnis

  1. Tetapi Organisasi : Tetapi organisasi meliputi kebiasaaan yang dikerjakan oleh organisasi dalam menempuh tujuan perusahaan seperti bagaimana perusahaan berkaitan atau metode menghadapi pelanggan, pemasok, rekan kerja dan lainnya. Lebih jauh adat istiadat organisasi mendiskusikan bagaimana manajemen perusahaan sanggup meningkatkan kwalitas dari karyawan yang dimilikinya dengan memberikan program-program pemberdayaan bagi karyawan, motifasi yang senantiasa ditularkan oleh petinggi dalam perusahaan.
  2. Ekonomi Lokal : Kalau ekonomi yakni salah satu elemen yang penting bagi budi pekerti bisnis yang berjalan, di mana sekiranya ekonomi lokal berjalan dengan stabil pendapatan tinggi dan tingkat pengangguran rendah karenanya karyawan akan bersikap sebagai karyawan yang bagus dan akan meningkatkan performa mereka demi kemajuan perusahaan yang pada hasilnya akan menular pada karyawan itu sendri. Tapi sekiranya perekonomian berjalan lamban dan menghawatirkan karenanya akan memunculkan penurunan kwalitas dari karyawan malah hingga penyimpangan dari skor-skor yang semestinya dikerjakan.
  3. Reputasi Perusahaan dalam Norma :
    Persepsi karyawan perihal bagaimana perusahaan mereka dipandang oleh masyarakat lokal bisa memberi pengaruh perilaku. Mengungkapkan seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu. Ini ialah kasus hidup hingga kemauan. Tapi, sekiranya perusahaan diperhatikan sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menonjolkan perilaku serupa sebab pelanggan dan pemasok berkeinginan bahwa dari mereka.

C. Kesaling – tergantungan antara bisnis dan masyarakat
Suatu bisnis tak akan pernah terlepas dari masyarakat begitupun dengan masyarakat tak akan terlepas dari imbas yang dimunculkan dari perusahaan-perusahaan atau bisnis di sekitarnya bagus imbas yang positif ataupun imbas yang negatif. Perusahaan berperan sebagai media pemenuhan keperluan masyarakat bagus dalam wujud barang ataupun jasa, di mana masyarakat akan dilayani dengan barang-barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

Kemudian Perusahaan memerlukan masyarakat sebagai external stakeholder di mana masyarakat di proyeksikan sebagai pihak-pihak yang bisa memberikan dukungan bagi perusahaan atau legitimasi bagi operasi perusahaan yang secara lantas akan memberikan skor tambah bagi perusahaan dan menjamin sustainibility bagi perusahaan.

Masyarakat dalam memberikan dukungan bagi eksistensi perusahaan bukan cuma dipandang sebab perusahaan hal yang demikian sanggup memenuhi keperluan perusahaan namun perusahaan malah semestinya sanggup mengerjakan operasi yang menurut undang-undang dan etika-etika yang ada atau dengan kata lain perusahaan semestinya mempunyai budi pekerti dalam progres bisnisnya sebagai tanggungjawab sosialnya.

Pada dewasa ini tanggung jawab perusahaan tak lagi berpijak terhadap prinsip single bottom line tetapi sudah berganti menjadi triple bottom line, dimana single bottom line ialah tanggungjawab perusahaan yang cuma menekankan pada tanggungjawab pada bidang ekonomi saja meski triple bottom line berpijak pada tanggungjawab yang lebih luas ialah pada ekonomi, lingkungan dan sosial. Triple bottom line menekankan perusahaan untuk lebih bersopan santun dalam beroperasi ialah bagaimana perusahaan sanggup menciptakan laba besar tanpa melanggar etika yang sudah diatur bagus terhadap lingkungan maupu sosial.

D. Kepedulian pelaku bisnis kepada budi pekerti
Dewasa ini kalangan bisnis sudah mempunyai kesadaran mengenai alangkah pentingnya budi pekerti dalam berbisnis. Norma bisnis sudah diperhatikan sebagai kans bagi perusahaan untuk meningkatkan skor tambah bagi perusahaan dan bukan lagi diperhatikan sebagai keharusan yang menjadi muatan bagi perusahaan. Norma bisnis diperhatikan sebagai langkah untuk meningkatkan image di mata stakeholder bahwa perusahaan sanggup melakukan undang-undang yang sudah diatur dan perusahaan sanggup berkontribusi lebih kepada masyarakat luas. Sehingga dewasa ini kepedulian kepada budi pekerti bisnis yang dikerjakan perusahaan kian meningkat sebab sanggup meningkatkan skor bagi perusahaan dan sustainebility perusahaan malah menjadi lebih terarah.

E. Perkembangan dalam budi pekerti bisnis
Berikut perkembangan budi pekerti bisnis berdasarkan Bertens (2000):
Pada permulaan sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya memegang kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kesibukan niaga semestinya dipegang. Tahun 1960-an ditandai pemberontakan kepada kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan kepada establishment (kemapanan).

Membicarakan ini memberi perhatian pada dunia pengajaran secara khusus manajemen, ialah dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling acap kali dibahas ialah corporate social responsibility. Tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan persoalan-persoalan etis di sekitar bisnis dan budi pekerti bisnis dianggap sebagai suatu respons pas atas krisis etika yang sedang mencakup dunia bisnis di 1980-an di Eropa Barat, budi pekerti bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kaprah-kaprah 10 tahun kemudian.

Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN). Tahun 1990-an tak terbatas lagi pada dunia Barat. Norma bisnis telah dioptimalkan di segala dunia. Aku didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

F. Norma Bisnis dan Akuntan
Simpulan budi pekerti bisnis beserta akuntan tak akan terlepas pada bagaimana suatu pekerjaan di lakukan dan penyampaian kabar yang seperti apa dan bagaimana yang semestinya dikerjakan oleh seorang akuntan. Seorang akuntan dalam melakukan tugas semestinya mempunyai kejujuran, integritas, dan kecermatan. Seorang akuntan semestinya melakukan kode etik yang sudah diatur misalnya ialah Kode Etik Akuntan Indonesia. Akuntan diinginkan bersikap etis dalam bertugas seperti tak mengerjakan pemalsuan kabar keuangan demi kepentingan buruk perusahaan seperti penghindaran pajak yang besar, demi menerima pinjaman yang besar dari bank dan menerima suntikan dana yang besar dari para pemodal.

Ketetapan Kasus :
Ketetapan ini aku akan memberikan teladan kasus mengenai budi pekerti bisnis yang dilanggar oleh salah satu perusahaan ialah PT Freeport sekitar tahun 2010-2012 yang lalu. PT Freeport Indonesia yakni tipe perusahaan multinasional (MNC), ialah perusahaan internasional atau transnasional yang berkonsentrasi di satu negara melainkan cabang ada di bermacam negara maju dan berkembang. mengambil kasus iini sebab aku lihat ada banyak budi pekerti bisnis yang perlu dibereskan diperusahaan besar hal yang demikian. Pelanggaran yang pertama pada kasus PT Freeport ialah mengenai gaji karyawan yang dibawah rata-rata gaji cabang Freeport di negara lain Gaji perjam USD 1.5-USD 3. , diperbandingkan gaji di negara lain menempuh USD 15-USD 35 perjam. Ini menonjolkan adanya diskriminasi yang dikerjakan perusahaan sekelas freeport.

Para karyawan PT Freeport Indonesia mengerjakan demo dengan tuntutan supaya gaji mereka disetarakan dengan karyawan lainnya di negara lainnya. Kemudian pelanggaran budi pekerti bisnis yang berikutnya ialah berkaitan dengan keterkaitannya perusahaan dengan masyarakat sekitar ialah berupa budi pekerti bisnis yang menyangkut hal tanggung jawab sosial perusahaan, PT Freeport Indonesia mengerjakan eksploitasi alam yang luar lazim kepada wilayah sekitar perusahaan dengan membebaskan lahan –lahan masyarakat dan menjanjikan ganti rugi yang setara tetapi pada riilnya dan fakta dilapangan banyak masyarakat yang mengeluh bahwa ganti rugi yang dikerjakan perusahaan dalam ekspansi usahnaya hal yang demikian tak cukup untuk meangganti mata pencaharian dari lahan yang direnggut, malah vegetasi dan tanaman-tanaman yang harus menjadi tumpuan hidup sirna, malah ganti rugi yang dikerjakan perusahaan tak sanggup mengurangi imbas dari eksploitasi alam yang dikerjakan.

Pelanggaran budi pekerti bisnis yang dikerjakan Freeport tak stop hingga disitu, tanggung jaawab sosial yang yakni salah satu implementasi budi pekerti bisnis yang di lakukan perusahaan besar malah belum sanggup dikerjakan oleh PT Freeport teladan simplenya ialah masih banyak rakyat papua disekitar Freeport yang miskin, penganguran malah kelaparan dan juga masih ada buah hati –buah hati yang tak berguru.

:
Pt freeport sudah mengerjakan pelanggaran budi pekerti bisnis berupa keharusan berupa pembayaran bayaran yang tak pantas dengan yang harus ialah UU Nomor 11/1967 perihal – Pokok Pertambangan yang telah diubah dengan UU Nomor 4/2009 perihal Minerba. Kemudia Pt freeport balum optimal dalam melakukan tanggungjawanya kepada masyarakat berupa tanggungjawab sosial yang menjadi salah satu implementasi budi pekerti bisnis disuatu perusahaan. Perusahaan nampak tak sanggup memberikan kesetaraan terhadap segala karyawannya dan perusahaan nampak betul-betul tertutup tak ransparan mengenai situasi intern perusahaan.