Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi : Sejarah, Perbedaan, Dan Fungsi

16 min read

Fungsi, Perbedaan, Sejarah, Serta Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi Menurut Para Ahli

Fungsi, Perbedaan, Sejarah, Serta Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi Menurut Para Ahli

Seperti di ketahui administrasi intinya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuiting) dan pengendalian (Controlling) yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Pelaksanaan kegiatan administrasi atau kegiatan operasional suatu organisasi merupakan tanggung jawab seorang manajer. Dalam menjalankan peran dan kewajibannya, seorang manajer harus mampu memahami dengan benar mengenai konsep efektivitas dan efisiensi administrasi operasional.

Manajemen Operasional (MO) diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau acara yang membuat nilai produksi baik berupa barang maupun jasa, melalui proses transformasi input menjadi output.

Penciptaan barang dan jasa tersebut dimungkinkan tercipta melalui suatu kegiatan produksi dengan mentransformasikan faktor-faktor produksi melalui suatu sistem produksi. Faktor-faktor produksi yang ditransformasi tersebut mencakup manusia, materi baku, modal, metode atau dikenal istilah 4M.

Sejalan dengan itu maka administrasi produksi dan operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam perjuangan untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga sanggup target yang berupa sempurna waktu, sempurna mutu, sempurna jumlah dengan biaya yang efisien, oleh lantaran itu administrasi produksi dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.

Pelaksanaan kegiatan administrasi merupakan tanggung jawab seorang manajer diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang ia sanggup lakukan sendiri.

Sehingga membutuhkan pemberian orang lain dalam mencapai tujuan organisasi, sedangkan manajer produksi dan operasilah yang akan menentukan keberhasilan organisasi perusahaan sebagai produsen yang baik, selanjutnya keberhasilan perjuangan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dan operasi, serta kemampuan manajer pemasaran dan manajer keuangan disamping kemampuan majemen puncak atau direksi untuk membuat hasil sinergi dari seluruh kegiatan bersama perusahaan.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

Pengertian Produksi Dan Operasi Menurut Para Ahli
Istilah produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).

Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, sanggup diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.

Fungsi, Perbedaan, Sejarah, Serta Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi Menurut Para Ahli
Manajemen Produksi Dan Operasi

Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, materi industri, suku cadang, dan komponen.

Karena adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi dan operasi, sehingga meliputi pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi ialah merupakan kegiatan yang bekerjasama dengan perjuangan untuk membuat dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi ialah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas lantaran bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi.

Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.

2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen ialah kegiatan atau perjuangan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan memakai atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan tersebut.

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk membuat dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.

Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa administrasi produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang mempunyai kegunaan sebagai perjuangan untuk mencapai tujuan dan target organisasi.

Sasaran dari organisasi itu antara lain ialah untuk mempeoleh tingkat keuntungan tertentu atau memaksimalisasi laba, menawarkan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin keberadaan dari organisasi tersebut.

Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama, produktivitas gres meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak sanggup membantu organisasi secara keseluruhan, lantaran hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.

Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang bekerjasama dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, biar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan sempurna dengan apa yang diharapkan, yaitu sempurna mutu (kualitas), sempurna jumlah (kuantitas) dan sempurna waktu yang direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga sanggup diketahui bagaimana keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian sanggup ditentukan dan disusun rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan ilmu pengetahuan dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.

Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan atas insiden yang pasti
b. Pengambilan keputusan atas insiden yang mengandung resiko
c. Pengambilan keputusan atas insiden yang tidak niscaya (uncertainly)
d. Pengambilan keputusan atas insiden yang timbul lantaran kontradiksi dengan keadaan lain

Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut sanggup diuraikan sebagai berikut:

a. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau kemudahan yang digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan meliputi jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik pabrik atau kemudahan jasa pelayanan. Banyak keputusan wacana proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan tidak sanggup dengan gampang diubah atau direvisi.

b. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menawarkan besarnya jumlah kapasitas yang sempurna dan penyedian pada waktu yang tepat.

c. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi, mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.

d. Tenaga kerja

Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya insan merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini lantaran tidak akan terjadi proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.

e. Mutu atau kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan pengutamaan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen Produksi dan operasi seprti yang telah dibahas pada oint sebelumnya setidaknya mengajarkan kita bagaimana utuk mencapai suatu tujuan dengan perencanaan dan keberhasilan planning yang telah kita rancang. Untuk itu, dalam administrasi produksi dan operasi terdapat:

a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi.
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.
d. Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses.
e. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.

Penambahan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan mencakup:
a. Penyusunan planning produksi dan operasi.
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.
c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.
d. Pengendalian mutu.
e. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)

2.2 PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
2.2.1 Sejarah
Orang pertama yang menawarkan perhatian terhadap cara berproduksi efisien ialah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja (division of labor), yaitu:

  1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itu mengerjakan pekerjaan secara beruang ulang,
  2. Diperoleh penghematan waktu, lantaran sering bergantinya pekerjaan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain,
  3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.
    Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, contohnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan perkembangan tenaga kerja.
    Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang sanggup dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu. Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi lantaran senjata tersebut dibongkar pasang.
    Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang terdapat kegiatan yang tidak irit dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi dibutuhkan irit sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.
    Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan “metode kerja dengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat kiprah pokok manajemen, yaitu:
  4. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan metode ilmiah yang disebut motions study untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
  5. Manajer harus mengadakan seleksi dan training terhadap buruh atau tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualis diantara para pekerja.
  6. Mengembangkan semangat kerjasama yang akrab antara buruh, pegawai, dan manajer.
  7. Mengadakan pembagian kerja secara terang antara buruh dan majikan, sehingga terang pembagian kiprah dan tanggung jawabnya.
    Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep gres pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara materi bergerak. Carles Sonersen menderek sasis kendaraan beroda empat pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Foord, ketika yang lainnya menambahkan komponen pada kendaraan beroda empat tersebut.
    Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah administrasi operasi. Walter shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan administrasi operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan andal dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
    Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
  8. Mencari pasar yang strategis
  9. Mengembangkan kemudahan produksi dengan perkembangan teknologi
  10. Mempromosikan hasil-hasil produksi.
    Pada setelah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan administrasi operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management, ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan mekanisme sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja, yang dikenal dengan standard of delays.
    W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor beropini bahwa administrasi harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses biar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga administrasi dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
    Setelah Perang Dunia II, perkembangan administrasi operasi menjadi semakin cepat, ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi mirip Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.

Kontribusi terpenting bagi administrasi operasi ialah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk menerima informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-commerce menawarkan sumbangan dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.
2.2.2 Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi
Pesatnya perkembangan administrasi produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor di bawah ini:

  1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.
  2. Revolusi industri
  3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang meliputi standardisasi parts dan komponen serta penggunaan komputer.
  4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang meliputi ilmiah , kekerabatan antar insan dan model keputusan.

2.2.3 Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor

  1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang menurut ilmu dan ngawur.
  2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangka pekerja atau buruh secara ilmiah.
  3. Manajemen harus berbagi semangat kerjasama yang akrab antara pekerja, buruh dan pegawai.
  4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau manager.

2.3 FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya administrasi pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, mirip perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi.

Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil inovasi dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi sanggup dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan memakai sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus bisa membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi sanggup lebih efektif, maka para manajer harus bisa mendeteksi masalah-masalah penting serta bisa mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas.

Manajer produksi dan operasi harus sanggup merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada target dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan planning yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, mirip besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, mekanisme pengendalian mutu, pemesanan materi dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.

Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi yaitu fungsi, sistem dan keputusan.

Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola belahan atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Makara istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk memperlihatkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa.

Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.

Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi ialah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan.

Dalam hal kita berbicara wacana sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, wacana keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam administrasi prosuksi dan operasi ialah pengambilan keputusan. Oleh lantaran seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka pengutamaan utama dalam pembahasan administrasi produksi dan operasi ialah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam administrasi produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.

Ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi ialah :

  1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolalahan masukan (inputs)
  2. Jasa-jasa penunjang, merupakan saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan sanggup dilaksanakan secara efektif dan efisien.
  3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu
  4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlasananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk pengunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya sanggup dilaksanakan.

2.4 PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan ialah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa tiba yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi seruan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini sanggup dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa kemudian dan menempatkannya ke masa yang akan tiba dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bias juga dengan memakai kombinasi model matematis yang diubahsuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan eksklusif pada insiden eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali administrasi seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan seruan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas administrasi operasi memakai peramalan seruan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain fatwa materi dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya batas waktu tenggang antara suatu insiden dengan kebutuhan mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun acara administrasi operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan seruan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perusahaan perlu mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:

  1. Identifikasi dan definisi duduk perkara peramalan
  2. Aplikasi metode peramalan
  3. Pemilihan metode peramalan yang sempurna untuk situasi tertentu
  4. Dukungan administrasi untuk memakai metode peramalan tertentu
    Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi seruan pasar yang stabil, lantaran perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi seruan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang sanggup menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan seruan untuk produk perusahaan tersebut.
    Peramalan biasanya diklasifikasikan menurut horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa kategori :
  5. Peramalan jangka pendek, peramalan ini meliputi jangka waktu sampai 1 tahun tetapi umumnya kurang dari bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.
  6. Peramalan jangka menengah, umumnya meliputi hitungan bulanan sampai 3 tahun. Peramalan ini mempunyai kegunaan untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis beragam planning operasi.
  7. Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
    Peramalan jangka menengah dan jangka panjang sanggup di bedakan dari peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal :
  8. Jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputuan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya keputusanakan kemudahan parik mirip membuka pabrik atau gedung baru.
  9. Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan jangka panjang.
  10. Peramalan jangka pendek cenderung lebih sempurna dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor yang menghipnotis perubahan seruan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara bersiklus untuk menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap final periode penjualan.
    Faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan jangka panjang ialah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat tahapan : Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.

2.4.1 Jenis Peramalan
Organisasi pada umumnya memakai tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :

  1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan lainnya.
  2. Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang sanggup meluncurkan produk gres yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
  3. Peramalan Permintaan (demand forecast) ialah proyeksi seruan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
    Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas seruan sampai seruan yang bantu-membantu diketahui. Peramalan seruan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan produk pada tiga acara :
  4. Sumber Daya Manusia
    Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan. Jika departemen sumber daya insan harus mempekerjakan pekerja aksesori tanpa adanya persiapan, akiatnya kualitas training menurun dan kualitas pekerja juga menurun.
  5. Kapasitas
    Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnyapengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.
  6. Manajemen Rantai Pasokan
    Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat kendaraan beroda empat yang menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan ramalan yang akurat untuk membenarkan perluasan pabrik TRW.

2.5 PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK
Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan sempurna ialah untuk sanggup membantu pabrik beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya penentuan lokasi suatu pabrik yang sempurna atau baik akan menentukan :

  1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
  2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak / memuaskan.
  3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
  4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik dikemudian hari.
    Adapun yang menjadi duduk perkara dalam plant location ini ialah :
  5. Karena berubahnya budpekerti kebiasaan masyarakat.
  6. Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan
  7. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.
    2.5.1 Faktor-faktor yang menghipnotis penentuan lokasi pabrik
  8. Faktor-faktor utama / primer (Primary Factors)
    a. Letak dari pasar
    b. Letak dari sumber-sumber materi mentah
    c. Terdapatnya kemudahan pengangkutan
    d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia
    e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station)
  9. Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)
    a. Rencana masa depan
    b. Biaya dari tanah dan gedung, terutama dlam hubungannya dengan planning masa depan
    c. Kemungkinan perluasan
    d. Terdapatnya kemudahan service
    e. Terdapatnya kemudahan pembelanjaan
    f. Water supply (persediaan air)
    g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perburuhan
    h. Masyarakat di tempat itu (sikap, besar dan keamanan)
    i. Iklim
    j. Tanah
    k. Perumahan yang ada dan fasilitas-fasilitas lainnya

2.5.2 Tahap-tahap yang sanggup dilakukan dalam menentukan lokasi suatu pabrik
Ada 3 tahap yang sanggup dilakukan dalam menentukan lokasi suatu pabrik, yaitu:

  1. Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang sanggup ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemerintah tempat setempat mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini pemerintah tempat setempat perlu dihubungi untuk menerima informasi kemungkinan-kemungkinan tempat yang sanggup dipilih.
  2. Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Dalam hal ini jenis barang hasil produksi dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan pabrik tersebut, mirip mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta faktor-faktor lain yang dianggap penting.
  3. Mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang ada pada tahap kedua telah dipilih untuk tempat lokasi pabrik lantaran dianggap paling menguntungkan.

2.6 PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK (Planning The Building)
2.6.1 Economic Factors’ yang sanggup menghipnotis pembuatan bangunan.
Suatu bangunan yang direncanakan secara baik akan menawarkan banyak keuntungan. Sebagai pola suatu bangunan yang mempunyai design dan perencanaan yang baik akan sanggup membantu mengurangi biaya pengolahan dengan jalan :

  1. Mengurangi work in process inventory
  2. Menekan biaya pemindahan bahan-bahan (material handling cost)
  3. Menakan biaya-biaya penyimpanan
  4. Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing cycle time)
  5. Menyederhanakan mekanisme pengawasan atas pengolahan dan pegawai
  6. Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik
  7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas pekerjaan
  8. Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan dari suatu pabrik
  9. Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh
  10. Memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para pekerja serta mengurangi turn over buruh.

2.6.2 Jenis-jenis bangunan
Pada dasarnya sebagian besar dari bangunan-bangunan industri sanggup dikelompokkan sebagai berikut :

  1. Gedung yang tidak bertingkat dengan pelbagai macam susunan / bentuk atap (single story).
  2. High bay and monitor types
  3. Gedung yang bertingkat (multy story)
  4. Gedung dengan bentuk-bentuk khusus / tertentu (special types)

2.6.3 Jenis-jenis konstruksi
Banyak jenis-jenis konstruksi (types of construktion) yang terdapat pada gedung / bangunan pada remaja ini, terutama dalam gedung / bangunan untuk industri mirip dengan digunakannya kerangka-kerangka kayu, kerikil bata dan kerangka-kerangka baja.
2.6.4 Pertimbangan-pertimbangan dalam pembuatan design bangunan (design building)
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan design bangunan ialah :

  1. Fleksibilitas
  2. Kemungkinan perluasan / ekspansi
  3. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai
  4. Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain mirip istirahat pekerja, kamar kecil (WC), cafetaria dan sebagainya.
  5. Perlindungan terhadap ancaman kebakaran dan keamanan pekerja.
  6. Hal-hal yang sanggup merusak kesehatan
  7. Kekuatan dan kapasitas lantai
  8. Hal-hal lain

2.7 PENYUSUNAN PERALATAN PABRIK (Plant Lay Out)
Plant lay out ialah fase yang termasuk dalam design dari suatu sistem produksi. Tujuan daripada lay out ialah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga sanggup mencapai kebutuhan kapasitas dan kwalitas dengan planning yang paling ekonomis.
Lay out yang baik sanggup diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan effisien semua fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay out yang baik sanggup membantu kita dalam produksi, dimana dengan penempatan kemudahan yang baik maka material handling dan material movement sanggup ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih efisien.
2.7.1 Tujuan lay out yang baik

Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling

Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan

Mengurangi ongkos produksi, lantaran cost ditekan seminimum mungkin.

Mempertinggi keselamatan kerja sehingga kemanan bekerja semakin terjamin

Memberikan hasil produksi yang baik

Memberikan service yang baik bagi konsumen

Memperbaiki etika pekerja

Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan
2.7.2 Cara-cara pengaturan dari pada lay out
Ada 2 cara pengaturan lay out yang digunakan yaitu :

Atas dasar proses

Atas dasar arus atau flow
Oleh lantaran itu, ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :

Proses lay out
Dalam proses lay out semua mesin-mesin dan peralatan yang sama dikelompokkan dalam suatu area yang sama. Makara hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.
Keuntungan dari proses lay out ialah :
a. Investasi yang lebih rendah di dalam equipment (mesin-mesin), lantaran dalam proses lay outlebih memungkinakan untuk menggunakan

mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi alasannya yakni mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
b. Sangat flexsible, alasannya yakni mesinnya general purpose machine, sehingga sanggup mengikuti dengan cepat perubahan dari satu jenis produk.
c. Manufacturing cost biasanya lebih rendah.
Kerugian dari proses lay out yakni :
a. Material handling dan material transportation cost tinggi alasannya yakni biasanya di sini kita tidak bisa memakai ban berjalan atau mesin-mesin otomatis.
b. Kordinasi dan pengawasan sukar

  1. Product lay out
    Product lay out yakni dimana msin-mesin dan akomodasi manufacturing yang lain diatur berdasarkan urutan-urutan dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.
    Keuntungan-keuntungan dari product lay out adalah:
    a. Dapat digunakannya alat-alat yang otomatis.
    b. Dapat digunakannya ban berjalan
    c. Inspeksi yang dibutuhkan lebih sedikit
    d. Kebutuhan material sanggup dijadwalkan lebih tepat.
    Sedangkan kerugian dari product lay out yakni :
    a. Pekerjaan gampang berhenti
    b. Karena sifatnya tidak flexsible maka bila terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang besar.
    c. Tingkat produksinya sudah fixed.
    d. Sifat pekerjaan yakni satu irama saja sehingga sanggup membosankan, maka efisiensi pekerja akan menurun.
    e. Investasinya tinggi

2.8 PENERANGAN, SUARA RIBUT DAN UDARA DALAM PABRIK
2.8.1 Penerangan (Lighting) pabrik
Adapun keuntungan-keuntungan dari adanya penerangan yang baik adalah:

  1. Menaikkan produksi dan menekan biaya
  2. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik
  3. Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
  4. Memudahlkan pengamatan / pengawasan
  5. Memperbaiki moril para pekerja
  6. Lebih gampang untuk melihat
    Hubungan produktivitas dengan penerangan adalah:
  7. Bila terdapat penerangan yang cukup akan menunjukkan pertambahan produksi
  8. Pabrik texstil memperoleh pertambahan out put sebesar 9% dan mengurangi biaya perbaikan sebesar 33%.
    Ciri-ciri penerangan yang baik yakni :
  9. Sinar / cahaya yang cukup
  10. Sinar yang tidak berkilauan atau menyilaukan
  11. Tidak terdapat kontras yang tajam
  12. Cahaya terang
  13. Distribusi cahaya yang merata
  14. Warna yang sesuai
    Sumber-sumber penerangan yang dipakai :
  15. Lampu pijar / listrik biasa
  16. Lampu mercury
  17. Lampu neon

2.8.2 Suara ribut
Bunyi ribut ini perlu dipertimbangkan alasannya yakni mengganggu kesenangan kerja, merusak pendengaran pekerja dan menjadikan komunikasi yang salah.

  1. Pengukuran bunyi atau bunyi ribut
    Kemampuan pendengaran untuk mendengar secara ekstrim berkisar antara 7 hingga 20.000 cycles / detik getar suara. Suatu ukuran yang dipakai untuk mengukur bunyi yakni bel atau decibel. 1 decibel = 1/10 bel. Decibel yakni suatu istilah yang relatip dipakai untuk menyatakan suatu logaritma dari pada perbandingan antara 2 kekuatan bunyi / bunyi yaitu intensitas atau tekanannya.
  2. Pengaturan suara
    Tujuan dari pada pengendalian bunyi atau bunyi di samping untuk menghemat uang yang dikeluarkan untuk pengaturan ini yakni untuk menjaga semoga pendengaran buruh / pekerja tetap baik.
    2.8.3 Udara dalam pabrik
    Salah satu sistem yang penting dalam hal ini yakni air conditioning (AC).
  3. AC (Air Conditioning)
    AC tidak mendinginkan udara tapi dengan suatu sistem juga dipakai untuk mengontrol temperatur, kelembaban udara dan kebersihannya.
    Alasan perusahaan memasang AC system dan memperhatikan kondisi pekerja, yaitu alasannya yakni ruang kerja yang baik akan menunjukkan kemungkinan :

a. Memperbesar hasil (out put)
b. Memperbaiki kwalitas pekerjaan dan kecakapan bekerja dari karyawan
c. Menambah kebersihan pabrik
d. Mengurangi biaya pemeliharaan
e. Mengurangi turn over buruh
f. Mengurangi pemborosan
g. Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih baik

Baca Juga: Jaringan Struktur

Untuk pemanasan dalam pabrik, banyak pabrik yang memakai unit pemanasan dari langit-langit (ceiling) pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik, air atau uap dengan suatu blower untuk mensugesti sirkulasi udara.