Doa Pagi Hari Yang Diajarkan Rosulullah Untuk Kesehatan

9 min read

Doa Pagi Hari

Bacaan Dizir Doa Pagi Hari Yang Diajarkan Rosulullah Yang Untuk Kesehatan Dan Rezeki

Doa Pagi Hari – Pagi adalah komponen akhir dari malam dan komponen permulaan dari siang.Di samping kata itu, kita juga mengenal subuh dan dini (hari). Kata subuh merujuk ke saat menjelang terbitnya fajar, meskipun dini hari merujuk ke permulaan hari. Dengan kata lain, subuh dan dini hari adalah komponen akhir dari malam dan komponen permulaan dari pagi.

Orang juga menye­butnya pagi-pagi benar atau pagi buta.Kata petang bermakna saat setelah tengah hari hingga saat sang surya terbenam atau dari pukul 14.00 hingga dengan pukul 18.00. Khusus saat menjelang sang surya terbenam atau dari pukul 16.00 hingga dengan pukul 18,00, kita menyebutnya petang, Lanjut Pembahasan Doa Pagi Hari.

Doa yang Dibaca di Waktu Pagi Sesuai Dengan Nasehat Sunnah Nabi ﷺ Dzikir Pagi adalah Dzikir Khusus yang mempunyai keutamaan yang besar bagi sesiapa saja yang mengamalkannya.

Pendapat yang kuat mengatakan bahwa amalan Dzikir Pagi ini dijalankan pada waktu antara Shubuh hingga siang hari saat sang surya akan bergeser ke barat. Dan lebih utama kalau diamalkan dekat waktu setelah Shubuh atau kalau tidak ada aktifitas lain seusai Dzikir setelah Sholat Subuh atau membaca Al-Qur’an.

Mengacu kepada kebiasaan nabi setelah melaksanakan Sholat Shubuh Beliau duduk hingga terbitnya sang surya baru beliau bangun dari daerah Sholat Beliau Sebagaimana Beliau Anjurkan dalam Hadits Berikut :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata,

Rasulullah ﷺ bersabda : مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Artinya : “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian ia duduk – dalam riwayat lain: ia menetap di masjid untuk berzikir kepada Allah hingga sang surya terbit, kemudian ia shalat dua rakaat, karenanya ia akan menerima (pahala) seperti pahala haji dan umrah, total total total“.

Berikut adalah Lafadz Bacaan Dzikir Pagi Mengenal harus dan betul-betul direkomendasikan untuk diamalkan oleh tiap-tiap kaum Muslimin. Keterangan : Symbol [x] adalah footnote yang merujuk kepada dalil dan isi kitab yang disebutkan. [0] Mulai Dengan Membawa Ta’awudz أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Saya berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk/yang kena rajam.” [1] Membaca ayat Kursi

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada ilah (yang memiliki hak disembah) melainkan Ia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Ia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Ia mengenal apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.

Mereka tidak mengenal apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Ia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Ia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255) [Dibaca 1x] Faedah: Siapa yang membacanya saat petang, karenanya ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya saat pagi, karenanya ia akan dilindungi hingga petang.[1] [2] Membaca surat Al Lapang, Al Falaq, An Naas [Masing-masing 3x]

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Dengan menyebut nama Allah Mengenal Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Mengenal Maha Esa. Allah adalah ilah yang bertumpu kepada-Nya semua urusan. Ia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang seimbang dengan Ia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) [Dibaca 3 x]

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dengan menyebut nama Allah Mengenal Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Saya berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari kriminalitas makhluk-Nya, dan dari kriminalitas malam kalau sudah gelap gulita, dan dari kriminalitas-kriminalitas wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kriminalitas orang yang dengki kalau ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) [Dibaca 3 x]

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِي قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

“Dengan menyebut nama Allah Mengenal Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Saya berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kriminalitas (bisikan) syaitan yang lazim bersembunyi, yang membisikkan (kriminalitas) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6)

[Dibaca 3 x] Faedah: Siapa yang menyuarakannya masing-masing tiga kali saat pagi dan petang, karenanya semua sesuatu akan dicukupkan untuknya.[2] [3]

Membaca Do’a Dzikir Pagi
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Doa Pagi Hari

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya: “Kami sudah menjelang waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, semua puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang memiliki hak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya kebanggaan. Ia-lah Mengenal Mahakuasa atas semua sesuatu. Duhai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kriminalitas hari ini dan kriminalitas sesudahnya.

Duhai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Duhai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.” [Dibaca 1 x] Faedah: Meminta pada Allah kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di hari ini dan kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari rasa malas meskipun mampu untuk bersedekah, juga agar terhindar dari kejelekan di masa tua.

Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksaan kubur dan siksaan neraka yang adalah siksaan terberat di hari akhir zaman kelak.[3] [4]

Membaca : اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

llahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami menjelang waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami menjelang waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” [Dibaca 1 x].[4] [5]

Membaca Sayyidul Istighfar اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْت

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang memiliki hak disembah selain Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Saya adalah hamba-Mu. Saya akan setia pada perjanjianku pada-Mu (adalah aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan komitmen-Mu (berupa surga untukku).

Saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Saya mengakui sedap-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh sebab itu, ampunilah aku. Hakekatnya tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” [Dibaca 1 x]

Faedah: Barangsiapa mengungkapkan dzikir ini di siang hari dalam kondisi penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari hal yang demikian sebelum petang hari, karenanya ini doa masuk penghuni surga. Barangsiapa yang menyuarakannya di malam hari dalam kondisi penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, karenanya ia termasuk penghuni surga.[5] [6]

Membaca 4x : اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ

Allahumma inni ash-bahtu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik, annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.

Artinya: “Ya Allah, sebenarnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan semua makhluk-Mu, bahwa sebenarnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang memiliki hak disembah selain Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sebenarnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” [Dibaca 4 x] Faedah: Barangsiapa yang mengungkapkan dzikir ini saat pagi dan petang hari sebanyak empat kali, karenanya Allah akan membebaskan dirinya dari siksaan neraka.[6] [7]

Membaca : اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: “Ya Allah, sebenarnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sebenarnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (tercela dan sesuatu yang tidak layak dipandang orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku.

Saya berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau karam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” [Dibaca 1 x] Faedah: Rasulullah ﷺ tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari. Di dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan harta dari berbagai jenis gangguan yang datang dari berbagai arah.[7] [8]

Membaca : اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

Artinya: “Ya Allah, Mengenal Maha Saya yang ghaib dan yang riil, aduhai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb semua sesuatu dan yang merajainya. Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang memiliki hak disembah selain Engkau. Saya berlindung kepadaMu dari kriminalitas diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk bertindak syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari bertindak kejelekan kepada diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” [Dibaca 1 x]

Faedah: Do’a ini diajar oleh Rasulullah ﷺ pada Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu untuk dibaca pada pagi, petang dan saat beranjak tidur.[8] [9]

Membaca 3x: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim. Artinya: “Dengan nama Allah yang kalau disebut, semua sesuatu di bumi dan langit tidak akan membahayakan, Ia-lah Mengenal Maha Mendengar lagi Maha Saya.” [Dibaca 3 x] Faedah: Barangsiapa yang mengungkapkan dzikir hal yang demikian sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, karenanya tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.[9] [10]

Membaca : رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya. Artinya: “Saya ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi.” [Dibaca 3 x]

Faedah: Barangsiapa yang mengungkapkan dzikir ini sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, karenanya layak baginya menerima ridha Allah. [10] [11]

Membaca : يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan. Artinya: “Duhai Rabb Mengenal Maha Hidup, aduhai Rabb Mengenal Berdiri Sendiri (tidak butuh semua sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah semua urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa memperoleh pertolongan dariMu).” [Dibaca 1 x]

Faedah: Dzikir ini diajar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Fathimah agar diamalkan pagi dan petang. [11] [12]

Membaca : أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin

Artinya: “Di waktu pagi kami mengatur agama Islam, kalimat tulus (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” [Dibaca 1 x di pagi hari saja].[12] [13]

Membaca 100x : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ Subhanallah wa bi-hamdih. Artinya: “Maha suci Allah, aku memuji-Nya.” [Dibaca 100 x] Faedah: Barangsiapa yang mengungkapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, karenanya tidak ada yang datang pada hari akhir zaman yang lebih bagus dari yang ia lakukan selain orang yang mengungkapkan semisal atau lebih dari itu.[13] [14]

Membaca 10x: لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya: “Tidak ada ilah yang memiliki hak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan semua kebanggaan. Ia-lah yang berkuasa atas semua sesuatu.” [Dibaca 10x]

Faedah: Barangsiapa yang membaca dzikir hal yang demikian di pagi hari sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, meniadakan baginya 10 kekeliruan, ia juga menerima kebaikan semisal memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingg petang hari. Siapa yang menyuarakannya di petang hari, ia akan menerima keutamaan semisal itu pula.[14] [15]

Membaca 100x dalam Sehari : لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya: “Tidak ada ilah yang memiliki hak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan semua kebanggaan. Ia-lah yang berkuasa atas semua sesuatu.” [Dibaca 100 x dalam sehari]

Faedah: Barangsiapa yang mengungkapkan dzikir hal yang demikian dalam sehari sebanyak 100 x, karenanya itu seperti membebaskan 10 orang budak, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus baginya 100 kekeliruan, dirinya akan terjaga dari gangguan setan dari pagi hingga petang hari, dan tidak ada seorang pun yang lebih bagus dari yang ia lakukan selain oleh orang yang mengamalkan lebih dari itu.[15] [16]

Membaca 3x : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta artikel kalimat-Nya.” [Dibaca 3 x di waktu pagi saja] Faedah: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada Juwairiyah bahwa dzikir di atas sudah menaklukkan dzikir yang dibaca oleh Juwairiyah dari selepas Shubuh hingga waktu Dhuha. [16] [17]

Dibaca setelah salam Sholat Subuh : اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang berguna (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan menerima ganjaran yang bagus).” [Dibaca 1 x setelah salam dari shalat Shubuh].[17] [18]

Membaca 100x : أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astagh-firullah wa atuubu ilaih.

Artinya: “Saya memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.” [Dibaca 100 x dalam sehari].[18]

Do’a ini dapat juga Dibaca setelah membaca Do’a Dzikir Pagi yang nomor [6] :

Do’a Meminta Keselamatan untuk semua member badan [Dibaca 3x]: اللَّهُمَّ عَافِـنِـي فِـي بَدَنِــيِ، اللَّهُمَّ عَافِــنِـي فِـي سَـمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِــنِـي فِـي بَصَرِي، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، اللَّهُمَّ إِنِّـي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْـرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Allahumma ‘Afini Fii Badanii, Allahumma ‘Afinii Fii Sam’ii, Allahumma ‘Afinii Fii Bashrii, Laa ilaha Illa Anta, Allamumma inii A’uzubika Minal Kufri Wal Faqrii, Wa A’uzubika min ‘Azaabil Qabri, Laa Ilaha Illa Anta”.

Artinya : Ya Allah! Selamatkan tubuhku, Ya Allah, selamatkan pendengaranku, Ya Allah, selamatkan penglihatanku (dari semua cacat dan penyakit). Tiada Nasehat yang memiliki hak disembah melainkan Engkau, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari Kekufuran dan Kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari Informasi Kubur, Tiada Nasehat yang memiliki hak Disembah selain Engkau. [Dibaca 3x]

Footnote Sumber :

[1] HR. Al Hakim (1: 562). Syaikh Al Albani menshahihkan hadits hal yang demikian dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 655.

[2] HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

[3] HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan Syarh Hisnul Muslim, hal. 161.

[4] HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.

[5] HR. Bukhari no. 6306.

[6] HR. Abu Daud no. 5069. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.

[7] HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.

[8] HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no. 5067. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih. Adapun kalimat terakhir (وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ) adalah tambahan dari riwayat Ahmad 2: 196. Dikomentari oleh Syaikh Syu’tercela Al Arnauth bahwa hadits hal yang demikian shahih dipandang dari jalanan lainnya (shahih lighoirihi).

[9] HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

[10] HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.

[11] HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al Hakim (1: 545). Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227.

[12] HR. Ahmad (3: 406). Syaikh Syu’tercela Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih layak prasyarat Bukhari Muslim. Lihat pula As Silsilah Ash Shahihah no. 2989. Catatan: Dzikir ini hanya dibaca di pagi hari. Riwayat yang mengungkapkan dibaca juga saat petang hari adalah riwayat yang lemah. Sebagaimana diungkapkan oleh guru penulis, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ath Thorifi dalam Adzkar Ash Shobaah wal Masaa’, hal. 65.

[13] HR. Muslim no. 2692. [14] HR. An Nasai Al Kubra 6: 10. [15] HR. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691. [16] HR. Muslim no. 2726. [17] HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih. [18] HR. Bukhari no. 6307 dan Muslim no. 2702.

Itulah Lafadz dan Bacaan Dzikir Pagi Sesuai dengan Amalan dan Nasehat Nabi ﷺ, Semoga pembaca dapat dengan mudah megamalkan Dzikir Pagi hal yang demikian mengingat perkembangan Media yang kita rasakan sekarang ini, kita dapat menerima Artikel dengan tentunya dalam Agama yang Sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah tentunya.

Semoga ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan berguna pula bagi pembaca dimanapun kita berada. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh