Khasiat Manfaat Kayu Gaharu Secara Mistis Menurut Islam

6 min read

manfaat kayu gaharu

Khasiat Manfaat Kayu Gaharu Secara Mistis Untuk Pengasihan Dan Rezeki Menurut Islam

Manfaat Kayu Gaharu – Indonesia memang tenar sebagai negara yang memiliki hutan tropis amat luas dengan bermacam-macam spesies tanamannya yang memiliki keunikan masing-masing. Pohon-pohon yang tumbuh di tempat hutan Indonesia sendiri juga tidak jarang namanya amat tenar hingga negara lain sebab dikenal memiliki banyak manfaat. Entah itu kuat bila digunakan sebagai bangunan, ataupun manfaat-manfaat lain.

Dari banyak macam pohon di Indonesia, Gaharu boleh dibilang yang paling punya pamor. Tumbuhan yang banyak ditemukan di tempat Kalimantan ini dikenal memiliki banyak manfaat, terutamanya poin ekonomisnya yang super tinggi. Saking luar biasanya, Gaharu hingga dijuluki pohon yang berasal dari surga. Benar-benar surga.

Banyak orang masih menganggap Gaharu hanya sebagai alat untuk ritual-ritual mistik pada dukun, pengantar sesajen penyembah berhala (kebiasaan orang musyrik), dan semacamnya. Mereka mengindentikkan bau Gaharu dengan pemanggilan arwah dan bebauan yang seram (seram), yang disangka akan dapat membuat para lelembut dan setan-setan berdatangan.

Gaharu di Lingkungan Indonesia
Memang, wajar saja bila banyak masyarakat, terutamanya di Indonesia, yang risih dan alergi atau kurang sreg dengan barang antik bernama Gaharu hal yang demikian. Karena di Indonesia, biasanya Gaharu yang formatnya seperti arang kayu diletakkan diatas bara api dalam wadah tanah liat memang menjadi trade mark para dukun dan paranormal. Berulangkali kita menyaksikan film-film horor Indonesia, dari zaman film Suzanna yang benar-benar seram hingga di era masa kini seperti film horor dikala ini yang benar-benar tidak mengajar; senantiasa mengaplikasikan Gaharu.

Fenomena seperti itu sering kali nampang di hamparan tikar para dukun, dipopulerkan di film-film layar lebar, langsung bertemakan horor, kian menambah pandangan sinis orang terhadap Gaharu.Tetapi kenyataannya, di Indonesia Gaharu banyak digunakan bukan saja oleh pihak-pihak penggemar mistik sebagaimana diceritakan diatas. Dibeberapa pondok pesantren, Gaharu di bakar dikala hendak mengerjakan shalat tarawih dalam sebuah wadah Taring Macan khusus yang bertujuan untuk memberikan bebauan yang harum (khas Gaharu) didalam ruangan ataupun di masjid.

Di beberapa tempat, Gaharu dibakar dikala berlangsungnya acara walimatul \\’ursy (acara pernikahan), ada juga yang membakar Gaharu pada tiap-tiap kali pertemuan seperti majelis ta\\’lim, majelis tahlil, acara selamatan (tasyakkuran), tempat ziarah (seperti makam para wali) dan lain sebagainya.

Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram Kayu Gaharu

Di Mesjid Nabawi atau Masjidil Haram, Gaharu sering kali hadir di beberapa acara seperti acara wisuda Tahfidh, acara penyucian/ pembersihan Ka\\’bah, dan lain sebagainya. Karena itu untuk mengharumkan udara dan menyenangkan jiwa pada peziarah. Tentang berdasarkan salah satu hadits Nabi, para malaikat itu suka bau-bau yang wangi dan membenci bau-bau busuk.

Sekilas Tentang Kayu Gaharu

Berabad-abad lampau, Gaharu yang berasal dari kayu gaharu atau getah pohon damar yaitu komoditi mahal dan paling bergengsi dalam lingkup perdagangan di Dikala Sutra (Silk Road). Di trek perdagangan yang membentang dari Cina hingga ujung Turki itu, Gaharu malah dapat jadi lebih mahal dari emas dan intan permata.Para pedagang memburu Gaharu sebab permintaan yang tinggi dari para raja, orang kaya, dan para pemuka agama. Tujuannya memang amat bermacam-macam. Di Mesir, bangsa Mesir Kuno memanfaatkan Gaharu yang di impor dari Yaman sebagai salah satu bahan dalam membuat mumi. Di Yerusalem, orang-orang Israel membakar Gaharu di depan Bait Allah dalam wadah ukupan untuk bebauan penghantar doa-doa.

Di Arabia dan Syam, Gaharu ditempatkan dalam wadah-wadah cantik untuk mengharumkan ruang-ruang istana dan rumah-rumah. Dan di Asia Selatan dan Asia Timur, Gaharu dibakar dalam kuil-kuil sebagai sarana peribadatan.Oleh sebab itu, Gaharu bukan yaitu benda mistik milik agama atau untuk upacara-upacara tertentu.

Penggunaan ini, Gaharu amat bervariasi, mulai dari yang formatnya seperti cengkeh yang lengket buatan Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan negeri-negeri Teluk lainnya. Dan disebut Al-Bukhuor, padahal tempatnya disebut Al-Mubakhar. Ada juga yang formatnya seperti serbuk yang dibakar meng gunakan bara, hingga Gaharu yang berbentuk stik seperti hio/dupa yang biasanya dibakar di klenteng-klenteng. Gaharu berbentuk stik ini kini amat banyak, sebab memang praktis dalam pemakaiannya, hanya tinggal dibakar dan ditancapkan.

Hadits Mengenai Kayu Gaharu

Gaharu di zaman Nabi dan Salafush Shaleh juga menjadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Nabi Muhammad SAW dan para Contohnya sendiri amat suka wangi-wangian, bagus yang berasal dari minyak wangi hingga Gaharu, sebagaimana diceritakan di dalam bermacam-macam hadits.Seandainya hadits shohih riwayat Imam Muslim dan Imam Al-Bukhari berikut ini :

عَنْ نَافِعٍ، قَالَ: كَانَ ابْنُ عُمَرَ «إِذَا اسْتَجْمَرَ اسْتَجْمَرَ بِالْأَلُوَّةِ، غَيْرَ مُطَرَّاةٍ وَبِكَافُورٍ، يَطْرَحُهُ مَعَ الْأَلُوَّةِ» ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا كَانَ يَسْتَجْمِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dari Nafi’, dia berkata, \\”Kategori Ibnu Umar mengukup mayat (membakar Gaharu), maka beliau mengukupnya dengan kayu gaharu yang tidak dihaluskan, dan dengan kapur barus yang dicampurkan dengan kapur barus. Kemudian beliau berkata, “Beginilah cara Rasulullah Shallallahu \\’alayhi wa Sallam dikala mengukup jenazah (membakar Gaharu untuk mayat)”. (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: \\” أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، … الى قوله … وَوَقُودُ مَجَامِرِهِمْ الأَلُوَّةُ – قَالَ أَبُو اليَمَانِ: يَعْنِي العُودَ -، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ
\\”Dari Abi Hurairah radliyalahu \\’anh, bahwa Rosulullah Shallallahu \\’alayhi wa Sallam bersabda : \\”Seandainya penghuni surga yang pertama kali masuk surga yaitu berbentuk rupa bulan pada malam bulan purnama, … (hingga ucapan beliau) …, nyala perdupaan mereka yaitu gaharu, Imam Abul Yaman berkata, maksudnya yaitu kayu gaharu” (HR. Imam Bukhari)

Seandainya juga hadits shahih riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya,
عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: \\” إِذَا أَجْمَرْتُمُ الْمَيِّتَ، فَأَجْمِرُوهُ ثَلَاثًا
“Dari Abu Sufyan, dari Jabir, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : Kategori kalian mengukup mayyit diantara kalian, maka lakukanlah sebanyak 3 kali” (HR. Ahmad)

Shahih Ibnu Hibban juga meriwayatkan sebuah shahih (atas syarat Imam Muslim):
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: \\” إِذَا جَمَّرْتُمُ الْمَيِّتَ فأوتروا
“Dari Jabir, dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : “Kategori kalian mengukup mayyit, maka ukuplah dengan bilangan ganti (ganjilkanlah)” (HR. Ibnu Hibban, diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah)

Bahkan juga bahwa sahabat Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berwasiat dikala sudah meninggalkan dunia, agar kain kafannya di ukup
.عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّهَا قَالَتْ لِأَهْلِهَا: «أَجْمِرُوا ثِيَابِي إِذَا مِتُّ، ثُمَّ حَنِّطُونِي، وَلَا تَذُرُّوا عَلَى كَفَنِي حِنَاطًا وَلَا تَتْبَعُونِي بِنَارٍ
“Dari Asma` binti Abu Bakar bahwa dia berkata terhadap keluarganya; \\”Dia uap kayu gaharu (ukuplah) pakaianku bila saya meninggal. Taburkanlah hanuth (pewangi mayat) pada tubuhku. Janganlah kalian tebarkan hanuth pada kafanku, dan janganlah mengiringiku dengan membawa api.\\”Riwayat shahih ini terdapat dalam Al-Muwaththa’ Imam Malik, As-Sunan Al-Kubro Imam Al-Baihaqi.

Mesjid, ada juga riwayat tentang meng-ukup masjid:
جَنِّبُوا مَسَاجِدَكُمْ صِبْيَانَكُمْ، وَخُصُومَاتِكُمْ وَحُدُودَكُمْ وَشِرَاءَكُمْ وَبَيْعَكُمْ وَجَمِّرُوهَا يَوْمَ جَمْعِكُمْ، وَاجْعَلُوا عَلَى أَبْوَابِهَا مَطَاهِرَكُمْ
“Jauhkanlah masjid-masjid kalian dari anak-anak kecil kalian, dari perseteruan diantara kalian, pendarahan kalian dan jual beli kau. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kau dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci kalian. (HR. Imam Al-Thabrani didalam Al-Mu’jram al-Kabir. Ibnu Majah, Abdurrazaq dan Al-Baihaqi juga meriwayatkan dengan redaksi yang hampar sama)

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah pernah menyebutkan dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’ (5 /22 ) tentang biografi Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, sebagai berikut :
نعيم بن عبد الله المجمر المدني الفقيه ، مولى آل عمر بن الخطاب ، كان يبخر مسجد النبي صلى الله عليه وسلم .
“Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, ahli Madinah, seorang faqih, Maula (bekas budak) keluarga Umar Bin Khattab. Bagus membakar Gaharu untuk membuat harum Mesjid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”

Masih banyak lagi riwayat-riwayat yang serupa.
Dan dari beberapa riwayat-riwayat yang diceritakan diatas, dikenal bahwa penerapan Gaharu yaitu hal awam pada masa Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, demikian juga pada masa para sahabat dan seterusnya. Rupanya sebagai wangi-wangian ataupun hal-hal yang bersifat keagamaan.Kecuali Ibnul Qayyim Al-Jauziyah malah pernah berkomentar mengenai Gaharu ini didalam kitabnya Zadul Ma’ad (4/315) yaitu mengenai Gaharu India :
العود الهندي نوعان، أحدهما: يستعمل في الأدوية وهو الكست، ويقال له: القسط وسيأتي في حرف القاف. الثاني: يستعمل في الطيب، ويقال له: الألوة. وقد روى مسلم في \\” صحيحه \\”: عن ابن عمر رضي الله عنهما، أنه ( «كان يستجمر بالألوة غير مطراة، وبكافور يطرح معها، ويقول: هكذا كان يستجمر رسول الله صلى الله عليه وسلم،» ) وثبت عنه في صفة نعيم أهل الجنة ( «مجامرهم الألوة» )
”Kayu gaharu india itu ada dua macam. Pertama yaitu kayu gaharu yang digunakan untuk pengobatan, yang dinamakan kayu al-Kust. Ada juga yang menyebutnya dengan al-Qusth, mengaplikasikan hurug “Qaf”. Kedua yaitu yang digunakan sebagai pengharum, yang disebut Uluwwah. Dan sungguh Imam Muslim sudah meriwayatkan didalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anh, bahwa beliau (Ibnu Umar) mengukup mayyit dengan kayu gaharu yang tidak dihaluskan, dan dengan kapur barus yang dicampur dengan kayu gaharu. Kemudian beliau berkata, “Beginilah cara Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam mengukup mayyit. Dan ternyata sebuah hadits lain riwayat Imam Muslim tentang mensifati keni’matan penghuni surga, yaitu “pengukupan/Gaharu ahli surga itu mengaplikasikan kayu gaharu”.

Diantara Manfaat Gaharu

Tetapi Gaharu juga memiliki banyak manfaat. Tetapi untuk wangi-wangian, juga sebagai pengobatan, malah untuk bebauan terapi. Gaharu mengandung olibanol, materi resin, dan terpenes. Kandungan lain, saponin, flavonoida dan polifenol. Dan kini para ilmuwan sudah memandang bahwa ada kandungan dalam Gaharu yang menghentikan penyebaran kanker. Tetapi, belum dikenal secara pasti kemungkinan Gaharu sebagai antikanker.Tetapi dahulu pada abad kesepuluh, Ibnu Sina, ahli pengobatan Arab, memberi rekomendasi Gaharu sebagai obat untuk tumor, bernanah, muntah, disentri dan demam.Dalam pengobatan tradisional Cina, Gaharu digunakan untuk mengobati dilema kulit dan pencernaan. Tulisan di India, Gaharu digunakan untuk mengobati arthritis. Khasiat Gaharu sebagai obat arthritis hal yang demikian mendapat dukungan dari penelitian laboratorium di Amerika Serikat.Gaharu yang awam digunakan untuk urusan mistis ternyata berdasarkan hasil penelitian juga kapabel menurunkan kadar kolesterol jahat.Penelitian yang dilakukan oleh King Abd Al-Aziz University di Arab Saudi menemukan bahwa Gaharu dan Kayu Stigi dapat menurunkan kadar kolesterol jahat.Gaharu, berdasarkan peneliti Nadia Saleh Al-Amoudi, dapat dipadukan dengan materi dari tumbuhan lainnya untuk meningkatkan kesehatan jantung. Akan tetapi, masih belum ditemukan cara yang jelas agar manusia dapat mengonsumsinya. Tetapi itu juga bermanfaat untuk memecahkan sakit tenggorokan, hidung mampat, bekas luka dan luka bakar.

AROMA GAHARU UNTUK MENGATASI GANGGUAN JIN DAN SIHIR

Aku ini saya ambil dari Kitab berjudul At-Thuruq al-Hisam Fi\\’llaj Amradh Al-Jaan karya Syaikh Abdul Munddzhir Khalil bin Ibrahim Amin yang diberikan kata pengantar oleh Syaikh Wahid Abdus Salam baliy, membeberkan bahwa ada herbal dari alam manusia yang dapat menyakiti jin salah satunya Kayu gaharu ( al-Qustu).

Trek keutamaan menghirup kayu gaharu india, nabi membeberkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Iman al-Bukhari dalam shahihnya :

Dari Ummu Qaish binti Muhsan berkata : Aroma mendengar nabi bersabdda :\\”hendaklah kalian perhatikan kayu gaharu india sebab dia mengandung 7 macam obat (khasiat) dengan cara dihirup via hidung dari arah pangkal dahi dan dimasukkan kedalam dari arah dada\\” ( Fathul bari, kitab at-thib).

Seandainya juga At-tirmidzi mengeluarkan hadits dari Ibnu abbas secara mafru\\’ : sebaik-bagus cara pengobatan bagi kalian yaitu dengan menghirup bebauan kayu gaharu india\\” (HR. at-Tirmidzi).

Dan Imam bukhari sudah menyusun bab khusus dalam kitab shahihnya tentang cara hal yang demikian dengan judul \\”bab menghirup kayu gaharu\\”

Abu Bakr Ibnu \\’Arabi berkata :\\”Kayu gaharu ada dua macam, kayu gaharu yang berasal dari India dan warnanya hitam yang kedua kayu gaharu laut yang warnanya putih. Diantara kedua macam hal yang demikian, kayu gaharu india lah yang paling panas dan menjaddi topic diskusi kita kali ini sebab dia kapabel menyerang dan menyakiti jin.

Al-hafidz Ibnu Hajar al-Atsqlani memberikan keterangan tentang sabda nabi yang mengatakan “ Kayu gaharu memiliki 7 macam khasiat”. Beliau mengatakan :”Makna tujuh macam khasiat yang termaktub dalam hadits mengandung kemungkinan arti 7 macam cara pengobatan dengan mengaplikasikan kayu gaharu india.

7 macam cara tersebur yaitu : pertama dengan cara dioleskan, kedua diminum, dikala ditumbuk kemudian dibubuhkan diatas badan yang sakit, keempat dengan cara diperas, kelima diuapkan , keenam dihirup, ketujuh dimasukkan kedalam mulut (hal 97).

CARA PENGGUNAAN MENGHIRUP KAYU GAHARU UNTUK MENJINAKKAN JIN

Caranya yaitu dengan menumbuk hingga halus 1 ons kayu gaharu. Ibnu hajar menyebutkan dalam Kitab fathul bari tentang cara penyembuhan dari gangguan jin “hendaklah orang terebut (kerasukan jin) tidur terlentang sementara posisi kedua bahunya lebih tinggi dan biarkan kepala dalam posisi tergantung, lalu teteskan minyak zaitun yang sudah dicampur tumbukan kayu gaharu kedalam hidung (digurah), biarkan hingga wewangiannya menyengat hingga ke bagian otak dengan tujuan agar penyakit bus keluar bersamaan dengan bersin (keluar air dari hidung) yang kemungkinan besar terjadi (Fathul Baari Kitab at-Tib).

kayu gaharu untuk untuk mengeluarkan jin dan memecahkan sihir dengan cara menghirup bebauan kayu gaharu (diutamakan dari India) dengan tujuan untuk menyerang dan menyakiti jin yang keras kepala sepertti memliki Keris Singo Barong yang tidak berkeinginan keluar dari jasad seseorang. Caranya yaitu si penderita menghirup bebauan kayu gaharu hal yang demikian via hidungnya sehingga bebauan terebut akan tersalurkan secara langsung ke otak. hal ini akan membuat jin tersiksa dan tidak bendung sehingga tidak ada opsi lain kecuali pergi secepatnya dan keluar dari jasad orag hal yang demikian. memungkinkan untuk berbicara padanya maka ambilah sumpahnya untuk keluar dan tidak kembali selamanya.Wallahu