Literasi Informasi Adalah : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Jenis Dan Tahapan

7 min read

Pengertian literasi informasi adalah - tujuan manfaat jenis dan tahapan literasi informasi menurut para ahli

Pengertian literasi informasi, tujuan literasi informasi, manfaat literasi informasi, jenis literasi informasi dan tahapan literasi infromasi menurut para ahli – Literasi dulu sering dihubungkan dengan ‘baca tulis’, kini pengertian tersebut tergantung dari subyek apa yang dihubungkan dengannya misalnya: literasi perbankan, literasi tata tertib, literasi gizi, dan lain-lain. Literasi Perbankan ialah pemahaman seseorang perihal dunia perbankan. Info juga dengan literasi tata tertib, dan seterusnya.

Literasi Informasi adalah kesanggupan seseorang dalam membaca, menulis, dan menggunakan bahasa verbal. Meskipun besar orang membaca dan menulis hanya dihasilkan kesanggupan komplementer yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan, atau malah kita sering menerima berita dari membaca secara mentah tanpa melihat validitasnya. Karenanya kita tahu perkembangan berita dan sumber berita semakin kencang yang didalamnya tak hanya terdiri dari hal-hal positif saja melainkan juga banyak hal negatif malah hoax.

Lalu apa itu literasi berita? Apakah berarti juga sebuah kesanggupan seseorang dalam memahami ‘dunia berita’? Dan Apa Pengertian literasi informasi tujuan manfaat jenis dan tahapan literasi informasi menurut para ahli ?

Literasi Apabila ialah sebuah keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh tiap-tiap kita yang hidup di era yang serba komputerisasi ini, era meluapnya berita (information explosion). Tidak tak, maka kita akan dihadapkan pada problem perihal bagaimana menemukan berita yang ideal dan relevan dengan sistem yang efektif dan efisien, serta bagaimana menggunakan berita secara etis.

Info ada definisi yang pasti untuk literasi berita. Berikut ini ialah kumpulan sebagian definisi yang diperoleh dari beraneka sumber, semoga dapat memenuhi rasa penasaran kita mengenai apa itu Literasi Apabila/Information literacy.

Tapi dari itu literasi berita amat dibutuhkan tiap-tiap individu untuk memfilterisasi berita yang ada. Literasi berita ialah kesanggupan seseorang untuk menyadari kapan berita tersebut dibutuhkan, kesanggupan mencari, menganalisis, mengukur, dan mengkomunikasikan berita secara efektif.

Bagi seorang pendidik, literasi berita ialah sesuatu yang pokok yang seharusnya dikuasai dan dimiliki supaya kreatifitas dalam mendidik senantiasa berkembang sehingga dapat menciptakan penemuan kreatif-penemuan kreatif dalam pelajaran serta sanggup menjadi mediator berita-berita yang aktual. Literasi berita juga seharusnya dimiliki oleh peserta didik supaya mereka sanggup belajar untuk berdaya upaya kritis dan kreatif.

Pengertian literasi informasi adalah – tujuan manfaat jenis dan tahapan literasi informasi menurut para ahli

Pengertian literasi informasi tujuan literasi informasi manfaat literasi informasi jenis literasi informasi dan tahapan literasi infromasi menurut para ahli

Mengenai Pengertian literasi informasi tujuan literasi informasi manfaat literasi informasi jenis literasi informasi dan tahapan literasi infromasi menurut para ahli, Karenanya dibalik itu juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya karena banyaknya berita yang tersedia, pencari berita amat rawan terpuruk dalam berita yang tak pantas dengan kebutuhan atau malah mendapatkan berita yang salah. Tapi diri itu, kita dituntut untuk memiliki keterampilan atau skill untuk memenuhi kebutuhan berita yang sering disebut dengan istilah literasi berita.

Perkembangan berita dan sumber berita di era globalisasi ini seperti itu kencang. Ledakan berita yang seperti itu besar ini tentu memiliki dampak yang seperti itu beraneka, bagus dampak yang positif maupun negatif bagi para pencari dan pengguna berita. Salah satu dampak positifnya ialah terbukanya beraneka ragam berita sehingga pencari berita memiliki peluang yang besar untuk menerima sebanyak-banyaknya berita yang tersedia.

Lasa HS (2009: 190) mendefinisikan bahwa literasi berita disebut juga melek berita. Seseorang yang melek berita ialah yang dapat mengakses berita secara efektif dan efisien, sanggup mengukur berita secara kritis dan menggunakan berita secara jitu dan kreatif (American Association of School Librarians, 1998). Kecuali memiliki peranan penting dalam rangka mengerjakan filterisasi kepada berita yang ada. Pendidik itu, via supervisi pendidikan kita juga akan belajar untuk sanggup mengelola berita yang ada secara ideal guna. Kita dituntut supaya sanggup memanfaatkan berita dengan benar.

Bagi para pendidik dan peserta didik tentunya literasi berita ialah salah satu kebutuhan pokok. Tidak membutuhkan literasi berita demi kelancaran kegiatan pembelajarannya. Info sebatas itu saja, pendidik yang profesional ialah pendidik yang memiliki dan sanggup menguasai beraneka berita yang ada.

Seorang pendidik yang kaya akan berita tentu saja akan semakin kreatif dan inovatif. Karenanya bagi peserta didik, kebutuhan berita ialah sarana mereka untuk belajar dan menggali pengetahuan-pengetahuan baru. Dengan bantuan para pendidik, peserta didik akan menerima berita yang bermanfaat bagi mereka. Tapi dengan kata lain supaya peserta didik sanggup memiliki dan menguasai literasi maka dibutuhkan para pendidik yang melek berita pula.

LITERASI INFORMASI
Literasi berita ialah keterampilan penting yang seharusnya dimiliki tiap-tiap individu. Dengan memiliki literasi berita tiap-tiap orang dapat mengetahui dan menggunakan berita yang mereka butuhkan dengan relevan. Zurkowski (Farida dkk., 2006: 23) ialah orang yang pertama kali menggunakan istilah literasi berita (Information Literacy). Berdasarkan menandakan orang-orang yang pada waktu itu (sekitar 30 tahun yang lalu) melek berita sebagai orang yang terdidik di dalam pemakaian berita kepada profesi mereka. Mereka menggunakan sarana berita sebagai alat pemecahan problem.
Lasa HS (2009: 190) juga mendefinisikan bahwa literasi berita disebut sebagai kesanggupan melek berita yang dimiliki seseorang.

Seseorang yang melek berita ialah yang dapat mengakses berita secara efisien dan efektif, sanggup mengukur berita secara kritis dan menggunakan berita secara jitu dan kreatif (American Association of School Librarians, 1998). Literasi berita ialah kesadaran akan kebutuhan berita seseorang, mengidentifikasi, pengaksesan secara efektif efisien, mengukur, dan menggabungkan berita secara sah ke dalam pengetahuan dan mengkomunikasikan berita tersebut. Amstrong & Webber dalam Khoirul Maslahah (2013) mengucapkan bahwa:

Information literacy is knowing when and why you need information, when to find and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner.
Info ini juga senada dengan definisi yang dikenalkan oleh Hancock yang dikutip oleh Andayani (2008: 3) bahwa literasi berita dapat didefinisikan sebagai kesanggupan individu untuk mengenali kebutuhan berita, mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber berita yang ideal, mengetahui sistem mendapatkan berita yang terkandung dalam sumber yang ditemukan, mengukur mutu berita yang diperoleh, mengorganisasikan berita, dan menggunakan berita yang sudah diperoleh secara efektif.

Pendidikan pengertian literasi berita yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari literasi berita ialah serangkaian kesanggupan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan berita itu dibutuhkan, memiliki kesanggupan untuk mencari, menganalisis, mengukur, serta mengkomunikasikan berita secara efektif. Literasi berita juga ialah kunci utama dari pelajaran sepanjang hayat yang akan menjadi bekal seseorang untuk menemukan berita pantas dengan kebutuhannya.

PENTINGNYA LITERASI INFORMASI BAGI PENDIDIK

Literasi berita sebetulnya memudahkan seseorang dalam mengerjakan beraneka hal yang berkaitan dengan berita. Apabila ialah komponen penting dari pendidikan. Kecuali seharusnya dapat memberdayakan seluruh orang untuk menerima berita yang pantas dengan kebutuhannya. Apalagi bagi seorang pendidik, berita ialah suatu kebutuhan penting supaya pendidik tersebut sanggup menyajikan pelajaran dengan bagus.

Kecuali dari pemilihan sumber materi yang akan digunakan, proses pelajaran, hingga mengukur pelajaran membutuhkan literasi berita. Prefisionalisme seorang pendidik bergantung pada seberapa tingkat literasi berita yang dimiliki oleh pendidik tersebut. Kaitannya dengan dunia pendidikan, literasi berita memiliki banyak sekali manfaat. Adapun manfaat dari literasi berita menurut Adam (2008: 1) antara lain membantu mengambil keputusan, menjadi manusia pembelajar, dan menciptakan pengetahuan baru.

Literasi berita berperan dalam membantu menyelesaikan suatu problem. Dengan memiliki berita yang cukup, seorang pendidik dapat mengambil keputusan dengan gampang dalam menyelesaikan problem-problem yang berkaitan dengan pelajaran. Literasi berita akan membantu pendidik dalam mempertimbangkan taktik, teladan, sistem, atau malah dalam pemilihan media pelajaran yang ideal untuk digunakan di suatu kelas. Pendidik banyak berita yang dimiliki oleh seorang pendidik maka akan semakin kreatif dan inovatis pendidik tersebut dalam mengelola kelas. Literasi berita juga berperan penting dalam meningkatkan kesanggupan seseorang menjadi manusia pembelajar.

Dengan memiliki keterampilan dalam mencari, menemukan, mengukur dan menggunakan berita, seorang pendidik dapat mengerjakan pelajaran secara profesional. Pendidik itu literasi berita juga memiliki peranan dalam menciptakan pengetahuan baru. Dengan memiliki literasi berita, seorang pendidik akan sanggup memilih berita mana yang benar dan mana yang salah sehingga tak gampang percaya dengan berita yang diperoleh. Tidak akan sanggup memfilterisasi berita mana yang kalau ideal guna dan bermanfaat bagi peserta didiknya.

Itu seorang pendidik amat dibutuhkan dalam memilih sumber belajar bagi peserta didiknya. Info hanya monoton menggunakan salah satu rujukan saja, melainkan seharusnya kaya akan sumber. Segala pula dengan sumber berita yang seharusnya digunakan oleh pendidik. Apabila dapat ditampilkan dalam sebagian bentuk dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi (buku, jurnal, laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman bunyi). Pendidik itu seharusnya benar-benar dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam kegiatan pelajaran. Ada sebagian literasi yang dapat digunakan oleh para pendidik demi mensupport literasi berita antara lain literasi perpustakaan (library literacy), literasi visual (visual literacy), literasi media (media literacy), literasi komputer (computer literacy), dan literasi jaringan (network literacy) (Bhandari, 2003: 2).

Literasi perpustakaan membantu seseorang menjadi pengguna mandiri perpustakaan dan sanggup untuk mempertimbangkan, menempatkan, mengambil dan menemukan kembali berita dari perpustakaan. Seorang pendidik seharusnya memanfaatkan perpustakan sebagai sarana literasi demi menambah literasi beritanya.

Meskipun sekolah pasti memiliki perpustakaan, melainkan amat disayangkan kalau perpustakaan hanya dihasilkan komplementer sarana sekolah saja tanpa benar-benar dimanfaatkan oleh pendidik untuk kegiatan pelajaran. Tidak seharusnya mengajari dan memberi teladan kepada peserta didiknya dengan menampakkan betapa besar dan banyaknya berita dan pengetahuan yang dapat diperoleh di perpustakaan.

Literasi visual (visual literacy) dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk memahami dan menggunakan gambar, termasuk kesanggupan untuk berfikir, belajar dan menerangkan istilah yang dibeberkan. Literasi visual terdiri ialah pengadaan dan pembangunan ilmu pengetahuan secara mendalam yang dilanjutkan dengan berfikir secara visual, ialah kesanggupan untuk menyusun ilustrasi pikiran dalam bentuk, garis dan warna, serta penciptaan tampilan visual ialah kesanggupan untuk menggunakan simbol visual untuk menampakkan inspirasi dan memberitahukan artinya.

Karenanya literasi media (media literacy) didefiniskan sebagai kesanggupan untuk mendapatkan, menganalisis dan menciptakan berita untuk hasil yang spesifik. Literasi media dibutuhkan dalam mengukur berita, seseorang atau dalam hal ini pendidik seharusnya sanggup berfikir kritis dan sanggup menyaring berita yang diperolehnya supaya nantinya berita tersebut dapat disalurkan pada peserta didik.

Seseorang dikatakan literat kepada media kalau peduli pada interaksi sehari-hari dengan media dan dampaknya kepada gaya hidup, menafsirkan dengan efektif pesan media untuk menyampaikannya pantas dengan pengertian sebetulnya, menyajikan dengan bagus perihal berita yang ditutupi media, peka kepada perkembangan isi dari media yang berarti pelajaran mengenai tradisinya.

Literasi media mensupport literasi berita karena infomasi berasal dari beraneka media maka dibutuhkan kesanggupan untuk menganalisis berita dengan kritis supaya tak termanipulasi oleh berita yang diperoleh. Dengan literasi visual dan literasi media guru dapat membikin beraneka ragam media pelajaran yang inovatif dan pastinya tak monoton dan membosankan. Pendidik itu teladan pelajaran yang dapat digunakan juga akan lebih kreatif lagi dengan memanfaatkan kedua literasi tersebut.

Karenanya untuk mengkomunikasikan maupun menciptakan karya baru dari berita yang diperoleh ialah dengan literasi komputer dan literasi jaringan. Literasi Komputer (computer literacy) secara biasa dapat diartikan sebagai perangkat komputer yang berfungsi untuk menciptakan dan memanipulasi dokumen, serta di dalamnya akrab dengan adanya email dan dunia online. Literasi Jaringan (network literacy) ialah kesanggupan untuk mempertimbangkan lokasi jalan masuk dan menggunakan berita dalam lingkungan jaringan pada tingkat nasional, regional dan internasional. Pendidikan komponen di atas ialah bentuk-bentuk literasi yang mensupport tercapainya tujuan dari literasi berita itu sendiri.

PENTINGNYA LITERASI INFORMASI BAGI PESERTA DIDIK

Literasi berita tak hanya sekedar mengajari masyarakat bagaimana sistem mencari berita, bukan pula mengajari bagaimana seseorang dapat menggunakan teknologi berita dengan kencang. Karenanya dengan progra literasi berita inilah tiap-tiap individu diharapkan dapat menerima dan mensiasati perubahan-perubahan dalam masyarakat global secara kritis, bijak, positif dan sanggup memanfaatkan berita yang diperlukannya menjadi pengetahuan baru dan menambah khasanah pengetahuan bagus bagi dirinya maupun orang lain. Kecuali memiliki peranan penting dalam menciptakan generasi-generasi yang melek akan berita.

Literasi berita amat dibutuhkan supaya dapat hidup sukses dan sukses dalam era masyarakat berita dan dalam pemakaian kurikulum di dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi berita akan berusaha terus belajar untuk mendapatkan berita dan menciptakan pengetahuan baru.

Berdasarkan Gunawan (2008, 9) ada 7 (tujuh) langkah dalam mendapatkan kesanggupan literasi berita ialah, 1) merumuskan problem; 2) mengidentifikasi sumber berita; 3) mengakses berita; 4) menggunakan berita; 5) menciptakan karya; 6) mengukur; 7) menarik pelajaran. Info peserta didik dalam pelajaran senantiasa berlatih perihal hal-hal di atas maka mereka akan dapat menguasai literasi berita dengan bagus. Peran pendidik juga amat dibutuhkan dalam menyemangati peserta didik supaya mereka ingin belajar menguasai kesanggupan tersebut.

Setidaknya mereka tahu benar bagaimana memfilterisasi berita yang ada sehingga sanggup membedakan mana berita yang penting dan tak penting. Prasetiawan (2011: 3) mengucapkan bahwa manfaat dari literasi antara lain membekali individu dengan keterampilan untuk pelajaran seumur hidup (lifelong learning), seseorang tak sekedar mengetahui sistem menggunakan komputer/dunia online melainkan juga memanfaatkannya secara positif, literasi berita membantu pengguna memanfaatkan berita relevan sebagai sarana decision making (pengambilan keputusan), literasi berita memungkinkan untuk mengkritisi energi guna berita, dan yang paling penting ialah literasi berita mensupport kita untuk berdaya upaya kritis dan kreatif (critical & creative thinking).

Kuhlthau (Farida dkk, 2006:3) menerangkan bahwa anak-anak kita ketika ini hidup, tumbuh, dan belajar di dalam lingkungan yang kaya akan berita. Lingkungan pelajaran ini menuntut seluruh individu bagus secara langsung maupun tak langsung untuk berkaitan dengan sejumlah besar berita. Apabila-berita ini yang nantinya dihasilkan sebagai bahan pertimbangan dalam mengukur dan mengambil keputusan suatu problem yang ada secara kritis. Para peserta didik akan mendapatkan manfaat atau profit dari pengaksesan kepada sejumlah besar berita dari beraneka sumber yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia.

Manfaat yang diperoleh kalau peserta didik sanggup menguasai literasi berita ini nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari bagus dilingkungan tempat mereka belajar atau di lingkungan sosial lainnya.

KESIMPULAN
Pendidikan penjelasan diatas dapat dikenal bahwa di era globalisasi berita ini, literasi berita bermanfaat bagi tiap-tiap individu, bagus pendidik, peserta didik, maupun anggota masyarakat lainnya. Literasi berita yang dimiliki tiap-tiap individu akan membekali keterampilan untuk pelajaran seumur hidup dengan mengetahui pemakaian teknologi berita sehingga memungkinkan terciptanya sebuah pengetahuan baru dan membantu seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan dengan berdaya upaya kritis dan kreatif ketika menghadapi beraneka problem maupun ketika membikin suatu kebijakan supaya sanggup bertahan dalam kompetisi.

Pada hasilnya Literasi Apabila disimpulkan menjadi: seperangkat keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh tiap-tiap mahasiswa untuk menerima, mengidentifikasi dan menggunakan berita, mengukur sumber-sumber berita yang otoritatif, mengelola dan menyimpan berita dengan benar serta dapat menggunakan berita secara etis. bertujuan untuk menyusun pribadi-pribadi yang berdaya upaya kritis dan menjadi pembelajar seumur hidup.