Pengertian Nemathelminthes : Contoh, Manfaat, Peranan, Ciri, Siklus Hidup

4 min read

Siklus Hidup, Ciri Ciri, Peranan, Manfaat, Contoh Dan Pengertian Nemathelminthes Menurut Para Ahli

Siklus Hidup, Ciri Ciri, Peranan, Manfaat, Contoh Dan Pengertian Nemathelminthes Menurut Para Ahli

Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing) disebut sebagai cacing gilig lantaran tubuhnya berbentuk bundar panjang atau mirip benang.

Nemathelminthes sudah mempunyai rongga badan meskipun bukan rongga badan sejati. Cacing remaja mempunyai pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh lantaran mempunyai rongga badan semu, Nemathelminthes disebut sebagai binatang Pseudoselomata.

Menurut bahasa, Nemathelminthes berasal dari kata Nematos yang artinya Benang dan Helminthes yang artinya Cacing. Cacing ini sering disebut juga cacing gilig lantaran tubuhnya tidak terbagi menjadi segmen – segmen. Bentuk tubuhnya bundar panjang atau silindris.

Nemathelminthes mempunyai sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes mempunyai kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak mempunyai pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh badan melalui cairan pada

Siklus Hidup, Ciri Ciri, Peranan, Manfaat, Contoh Dan Pengertian Nemathelminthes Menurut Para Ahli

Ciri – Ciri Nemathelminthes
Ciri – ciri Nemathelminthes antara lain sebagai berikut.
A. Merupakan binatang triploblastik pseudoselomata, artinya tubuhnya mempunyai tiga lapisan badan (ektoderm, mesoderm, dan endoterm) dan sudah mempunyai selom semu.
B. Ukuran badan pada umumnya kecil dan banyak yang mikroskopik. Tubuh pecahan luar dilapisi oleh kutikula. Pada umumnya ukuran badan cacing betina lebih besar daripada ukuran badan cacing jantan.
C. Sistem pencernaannya sudah sempurna, artinya sudah mempunyai ekspresi dan anus.
D. Tidak mempunyai sistem sirkulasi dan sistem pernapasan.
E. Berkembang biak secara seksual, dimana alat kelamin jantan dan betina terpisah. Pada cacing jantan di pecahan posterior (ekornya) bersahabat lubang anus terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang berfungsi untuk kopulasi.
G. Cacing ini ditemukan di semua habitat, umumnya hidup bebas di air dan di tanah. Sebagian lagi ada yang hidup dan benalu pada jaringan atau cairan badan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Contoh Cacing Yang Termasuk Nemathelminthes
Beberapa jenis Nemathelminthes yang hidup benalu di dalam susukan pencernaan insan yakni Ascaris, Ancylostoma/Necator, Wuchereria bancrofti, dan Enterobius.
A. Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)
Cacing ini hidup sebagai benalu dalam usus insan dan sering disebut sebagai cacing usus atau cacing gelang, mempuyai panjang sekitar 20 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah muda. Karena hidupnya di dalam usus halus manusia, maka cacing ini mengisap sari kuliner yang ada di dalam usus.

Ascaris lumbricoides merupakan binatang dioseus, yaitu binatang dengan jenis kelamin berbeda, bukan hermafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan mempunyai sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus, disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing betina dan memindahkan sperma ketika kawin. Infeksi cacing ini menimbulkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya diderita oleh anak – anak. Infeksi ini terjadi pada ketika mengonsumsi kuliner atau minuman yang terkontaminasi telur Ascaris.

Daur hidupnya dimulai dari telur yang telah membentuk embrio keluar bersama feses, kemudian tergoda oleh insan dan menetas di usus. Kemudian, larva menembus dinding usus dan masuk ke peredaran darah hingga ke paru – paru. Dari paru – paru, larva keluar menuju ke trakea, kemudian ke faring, selanjutnya tertelan kembali dan masuk ke usus lagi hingga berkembang hingga dewasa.
Siklus Hidup Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut)

B. Ancylostoma/Necator (Cacing Tambang)
Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di kawasan tropis Asia dan Afrika. Di kawasan Amerika terdapat cacing serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm dan bersifat benalu dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk menempel dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga mampu menimbulkan anemia yang disebabkan oleh pendarahan pada bekas gigitan cacing lantaran cacingnya mengeluarkan antikoagulan ketika ia mengisap darah. Akibatnya mampu menurunkan gairah kerja serta menurunkan produktivitas. Penyakit yang disebabkan oleh cacing tambang disebut ankilostomiasis.

Cacing remaja hidup di rongga usus halus, dengan ekspresi menempel pada mukosa dinding usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 – 10.000 butir telur per hari. Cacing betina mempunyai panjang 1 cm dan cacing jantan kira – kira 0.8 cm.

Cacing remaja berbentuk abjad S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Rongga mulutnya sangat besar. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks. Telur cacing tambang besarnya kira – kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur, dan mempunyai dinding yang tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel di antaranya larva rabditiform yang panjangnya kira – kira 250 mikron dan larva filariform yang panjangnya kira – kira 600 mikron.

Pada daur hidupnya telur menetas di tanah yang becek menjadi larva. Larva menembus kulit telapak kaki, kemudian masuk ke peredaran darah. Cacing dewasanya berada di usus halus, menempel pada dinding usus halus, dan mengisap darah.

C. Wuchereria bancrofti
Cacing ini merupakan penyebab penyakit elephantiasis (penyakit kaki gajah). Penyakit ini ditularkan melalui sektornya berupa nyamuk Culex. Cacing remaja hidup pada pembulus limfe manusia.

Cacing remaja mirip benang, berwarna putih kekuning – kuningan. Cacing betina berukuran 90 – 100 x 0,25 mm, ekornya lurus dan ujungnya tumpul serta uterusnya berpasangan. Cacing jantan berukuran 35 – 40 x 0,1 mm, ekornya melingkar dan dilengkapi dua spikula. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung dan berukuran 250 – 300 x 7 – 8 mikron. Mikrofilaria terdapat di dalam darah dan paling sering ditemukan di anutan darah tepi, tetapi pada waktu tertentu saja. Pada umumnya mikrofilaria cacing ini mempunyai periodisitas nokturna lantaran mikrofilaria dalam darah tepi banyak ditemukan pada malam hari, sedangkan pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler organ – organ viseral (jantung, ginjal, paru – paru, dan sebagainya).

Untuk melengkapi daur hidupnya, Wuchereria bancrofti membutuhkan insan (inang sesungguhnya) dan nyamuk (inang perantara). Nyamuk terinfeksi dengan menelan mikrofilaria yang terisap bersama – sama dengan darah. Di dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepaskan sarungnya dan berubah menjadi larva stadium 1 (L – 1), larva stadium 2 (L – 2), dan larva stadium 3 (L – 3) dalam otot toraks dan kepala.

L – 1 mempunyai panjang 135 – 375 mikron, bentuknya mirip sosis, ekornya, memanjang dan lancip, dan masa perkembangannya 0,5 – 5,5 hari (di toraks). L – 2 mempunyai panjang 310 – 1.370 mikron, bentuknya gemuk dan lebih panjang daripada L – 1, ekornya pendek membentuk kerucut, dan masa perkembangannya antara 6,5 – 9,5 hari ( di toraks dan kepala). L – 3 mempunyai mobilitas yang cepat sekali, kadang – kadang ditemukan di proboscis nyamuk sehingga larva ini bersifat infektif dan ditularkan pada insan melalui gigitan nyamuk.

Apabila L – 3 ini masuk ke dalam jaringan insan kemudian masuk ke sistem limfatik perifer dan bermigrasi ke susukan limfe distal dan jadinya ke kelenjar limfe maka akan tumbuh menjadi L – 4 dan L – 5 (cacing betina dan jantan dewasa).
Siklus Hidup Wuchereria bancrofti

D. Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)
Ukuran telur E. vermicularis yaitu 50 – 60 mikron x 20 – 30 mikron ( rata – rata 55 x 26 mikron ).. Telurnya berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Di dalam telur terdapat bentuk larvanya. Seekor cacing betina memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2 hingga 3 minggu, setelah itu cacing betina akan mati.

Cacing remaja E. vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina jauh lebih besar daripada yang jantan. Ukuran cacing jantan yakni 2 – 5 mm, mempunyai sayap, dan ekornya melingkar mirip tanda tanya. Sedangkan ukuran cacing betina yakni 8 – 13 mm x 0,4 mm, mempunyai sayap, bulbus esofagus terperinci sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing betina berbentuk gravid melebar dan penuh dengan telur. Bentuk khas dari cacing remaja ini yakni tidak terdapat rongga ekspresi tetapi dijumpai adanya 3 buah bibir, bentuk esofagus bulbus ganda dan di kawasan anterior sekitar leher, kutikulumnya melebar. Pelebaran yang khas ini disebut sayap leher ( cervical alae).

Manusia merupakan satu – satunya inang definitif E. vermicularis dan tidak dibutuhkan inang perantara. Cacing remaja betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan melaksanakan migrasi keluar melalui anus ke kawasan perianal dan pernium. Migrasi ini disebut nocturnal migration.

Di kawasan perinium tersebut cacing – cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur menempel di kawasan tersebut. Telur mampu menjadi larva infektir pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23 – 26 derajat celcius dalam waktu 6 jam.

Baca Juga: Klasifikasi Ciri Ciri Kelas

Waktu yang dibutuhkan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang hingga menjadi cacing remaja gravid yang bermigrasi ke kawasan perianal, berlangsung kira – kira 2 ahad hingga 2 bulan. Mungkin, daurnya hanya berlangsung kira – kira 1 bulan lantaran telur – telur cacing mampu ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 ahad setelah pengobatan.