Pengertian Puisi Kontemporer : Ciri, Unsur, Lucu, Rindu, Dan Contohnya

10 min read

Pengertian, Ciri - Ciri, Contoh, Unsur - Unsur Puisi Kontemporer Lucu Dan Rindu

Pengertian, Ciri – Ciri, Contoh, Unsur – Unsur Puisi Kontemporer Lucu Dan Rindu

Puisi Kontemporer berasal dari adonan kata puisi dan kontemporer. Puisi ialah seni dalam merangkai kata yang mempunyai nilai estetika serta mempunyai arti semantik yang indah. Sementara arti kata kontemporer merujuk pada pengertian gres atau sesuai dengan perkembangan kurun waktu terakhir masa pembuatan. Bisa di bilang, puisi kontemporer ialah puisi yang gres yang tidak hanya melihat pada irama atau makna. Namun juga pada tipografi atau tampilan grafis puisi.

Pengertian,  Ciri - Ciri, Contoh, Unsur - Unsur Puisi Kontemporer Lucu Dan Rindu

Puisi kontemporer tidak lagi memperhatikan kearifan bahasa, diksi yang cenderung tidak tertata sehingga terlihat sangat bebas, bahkan terdapat kata – kata kasar, sumpah serapah, ejekan, hingga pada kata – kata yang tidak santun. Irama, diksi, intuisi sudah tidak lagi penting, sehingga dalam memaknai puisi kontemporer seringkali memerlukan pendalaman perihal puisi tersebut, namun untuk tahu mirip apa maksudnya yang paling tahu tentu si pengarang puisi tersebut.

Contoh Puisi kontemporer mempunyai ciri – ciri :
Bentuk, penataan serta tipografi atau tampilan grafis tidak beraturan
Penyusunan kata tidak mempunyai hukum baku tergantung kemauan si pengarang
Makna puisi tidak lagi penting, yang paling utama ialah tampilan puisi
Tipografi bebas bahkan cenderung tanpa aturan
Puisi kontemporer sendiri ada semenjak tahun 1970 dan penggerak puisi yang terkenal ialah :

  1. S Calzoum Bachri, sanggup di temukan dalam kumpulan puisi dan syair berjudul O, Amuk,dan Kapak.
  2. Ibrahim Satah, karyanya terkumpul dalam kumpulan puisi kontemporer berjudul Hai Ti.
  3. Hamid Jabbar, dalam karyanya Wajah Kit

Puisi kontemporer tidak lagi memperhatikan kearifan bahasa, diksi yang cenderung tidak tertata sehingga terlihat sangat bebas, bahkan terdapat kata – kata kasar, sumpah serapah, ejekan, hingga pada kata – kata yang tidak santun. Irama, diksi, intuisi sudah tidak lagi penting, sehingga dalam memaknai puisi kontemporer seringkali memerlukan pendalaman perihal puisi tersebut, namun untuk tahu mirip apa maksudnya yang paling tahu tentu si pengarang puisi tersebut.

Sastra Indonesia Kontemporer di dalam kamus bahasa inggris diistilahkan sebagai Contemporery Indonesia Literature. Istilah sastra kontemporer di dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Contemporery Literature.

Sastra Indonesia Kontemporer itu diartikan sebagai sastra yang hidup di Indonesia pada masa mutakhir atau sastra yang hidup di Indonesia pada masa kini,, atau sastra yang hidup di Indonesia pada masa mutakhir atau sastra yang hidup di Indonesia pada zaman yang sama.

Pengertian sastra Indonesia Kontemporer itu bemakna sangat relatif. Kerelatifan makna sastra kontemporer itu disebabkan oleh sejarah sastra Indonesia yang belum panjang. Disamping itu, pada pengertian sastra yang benar-benar mutakhir dalam arti hari ini hidup dan esok akan mati, ada pula sastra yang kini hidup dan tak sanggup terus bernafas entah hingga kapan. Pengertian mutakhir mustahil semata dibatasi oleh waktu khusus untuk sastra yang benar-benar hebat. Meskipun demukian sedikit banyak sastra mutakhir merupakan ancang-ancang bagi sastra masa depan

( Budi Darma, 1990: 132).

1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini

  1. Untuk mencari pengertian puisi kontemporer ?
  2. Untuk mencari tema dan ciri-ciri puisi kontemporer ?
  3. Untuk mencari pengertian puisi indonesia kontemporer ?
  4. Untuk mencari ragam puisi kontemporer ?
  5. Untuk mengetahui bagaimana munculnya puisi indonesia kontemporer di dalam khazanah kesusastraan indonesia ?
  6. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh puisi kontemporer ?
  7. Untuk mengetahui pola puisi-puisi kontemporer ?

BAB II
PUISI KONTEMPORER

2.1 PENGERTIAN PUISI
Banyak pengertian puisi telah dibuat oleh pakar sastra. Pengertian yang dibuat mereka itu biasanya berafiliasi dengan etimologi puisi, struktur fisik puisi, struktur batin puisi. Dalam puisi dan metologi pengajaran, B.P Situmorang membeberkan bahwa perkataan puisi berasal dari bahasa yunani, yang juga dalam bahasa latin poeietes, mula-mula artinya pembangunan, pembentuk , pembuat. Arti yang mula-mula itu lama kelamaan semakin dipersempit jadi hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun berdasarkan irama, sajak dan kadang kala kata kiasan.
Dalam kamus istilah sastra, Panuti sudjiman menguraikan bahwa puisi ialah ragam bahasa yang teikat oleh irama, mantra dan rima serta penyusunan larik dan bait.
Dalam kamus istilah sastra, Abdul Rozak zaidah, membeberkan makna puisi, ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima dan tatapuitika yang lain, atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran dan pengalaman dan membangkitkan balasan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.
Pengertian puisi yang dibeberkan sebelumnya ialah pengertian puisi secara etimologis dan secara kamus umum dan kamus istilah. Jika diamati secara cermat kata puisi disinonimkan dengan istilah poetry. Pengertian puisi demikian ialah pengertian puisi secara tradisional. Pengertian yang demikian ini hanya berlaku untuk puisi-puisi lama atau tradisional, contohnya puisi dalam bentuk lainnya.
Clive Sansom memperlihatkan pengertian puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Herbert spencer mirip dikutip oleh Clive sansom memperlihatkan pengertian puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan imbas keindahan.
Dua pengertian puisi diatas berkaitan dengan bentuk fisik dan bentuk batin puisi. Bentuk fisik lazim disebut bahasa atau bentuk, sedangkan bentuk batin sering disebut isi atau tema Sepanjang sejarah, puisi itu mengalami perubahan disebabkan oleh selera dan konsep estetik.

2.2 PENGERTIAN PUISI KONTEMPORER

Istilah puisi kontemporer di padankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir, istilah kontemporer di dalam puisi kontemporer tidak menunjuk kepada waktu walaupun di dalam kamus istilah itu berarti cukup umur ini. Masa kini atau mutakhir , pengenaan atau penerapan istilah kontemporer pada puisi kontemporer lebih mengarah kepdaa kehendak memperlihatkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru.

Jika yang beropini bahwa kontemporer pada puisi kontemporer memperlihatkan pada waktu dan bukan pada model puisi tertentu, maka pendapat demikian itu perlu diluruskan atau diperbaiki. Mengertikan seni kontemporer atau lebih khusus kepada puisi kontemporer dengan menggunakan kurun waktu contohnya dari tahun sekian hingga dengan tahun sekian, merupakan langkah atau perilaku yang gegabah, tidak setiap hasil karya atau puisi contohnya tahun 1970-an berhak disebut kontemporer selama di dalamnya tidak terdapat atau tampak ciri-ciri kontemporer. Oleh lantaran itu, puisi kontemporer tidak menunjuk pada waktu. Didalam puisi kontemporer salah satu wajah yang penting ialah wajah eksplorasi dan sejumlah kemungkinan baru. Kemugkinan gres itu antara lain lahirnya eksperimen berupa penjungkirbalikan kata. Penciptaan kata-kata baru. Penciptaan idiom-idiom baru, percobaan semantik dan sintaksis.

Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.

Puisi kontemporer ialah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Misalnya, Sutardji mulai tidak mempercayai kekuatan kata tetapi ia mulai berpaling pada keberadaan suara dan kekuatannya. Danarto justru memulai kekuatan garis dalam membuat puisi.

2.3 TEMA DAN CIRI-CIRI PUISI KONTEMPORER

  1. Tema Puisi kontemporer
    Biasanya puisi-buisi kontemporer bertemakan
    a. Tema protes yang ditujukan kepada kepincangan sosial dan dampak negatif dari industrialisasi
    b. Tema humanisme yang mengemukakan kesadaran bahwa insan ialah subjek pembangunan dan bukan objek pembangunan.
    c. Tema yang mengungkapkan kehidupan batin yang religius dan cenderung kepada mistik
    d. Tema yang dilukiskan melalui alegor dan parabel
    e. Tema perihal usaha menegakkan hak-hak azasi insan berupa usaha untuk kebebasan, persamaan hak, pemerataan, dan bebas dari cengkeraman dari teknologi modern.
    f. Tema kritik sosial terhadap tindakan otoriter dari mereka yang menyelewengkan kekuasaan dan jabatan.
  2. Ciri-ciri Puisi Kontemporer
    a. Puisi bergaya mantra dengan sarana kepuitisan berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat.
    b. Gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola dan enumerasi dipergunakan penyair untuk memperoleh imbas pengucapan maksimal.
    c. Tipografi puisi dieksploitasi secara sugestif dan kata-kata nonsens dipergunakan dan diberi makna baru.
    d. Kata-kata dari bahasa tempat banyak dipergunakan untuk memberi imbas kedaerahan dan imbas ekspresif.
    e. Asosiasi suara banyak dipakai untuk memeroleh makna baru
    f. Banyak dipakai gaya penulisan prosais
    g. Banyak menggunakan kata-kata tabu
    h. Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos.

2.4 PENGERTIAN PUISI INDONESIA KONTEMPORER
Jika pengertian puisi kontemporer itu di kaitkan dengan puisi Indonesia, maka puisi Indonesia kontemporer ialah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya. Atau puisi Indonsia kontemporer ialah puisi Indonesia yang mempunyai ciri-ciri nilai dan estetika yang berbeda dengan puisi-puisi sebelumnya atau pada umumnya.

2.5 RAGAM PUISI KONTEMPORER
Adapun puisi kontemporer bisa dibedakan menjadi beberapa ragam sebagai berikut:

  1. Puisi Tanpa Kata, yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.
  2. Puisi Mini Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.
  3. Puisi Multi Lingual, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari banyak sekali bahasa, baik bahasa tempat maupun bahasa asing.
  4. Puisi Tipografi, yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi bisa memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsure puisi, sebagai suatu tanda yang mempunyai makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.
  5. Puisi Supra Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata gres yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek suara dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra).
  6. Puisi Idiom Baru. Puisi ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom gres yang terdapat didalamnya. Puisi idiom gres tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibuat dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom gres yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
  7. Puisi Mbeling. Puisi ini pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak meng’haram’kan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.

2.6 MUNCULNYA PUISI INDONESIA KONTEMPORER DI DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN INDONESIA
Istilah puisi Indonesia kontemporer mulai di populerkan pada 1970-an. Gerakan puisi kontemporer yang melanda dunia gaungnya terdengar di Indonesia dan memberi corak terhadap kehidupan puisi Indonesia pula.
Puisi Indonesia kontemporer di dalam dunia perpuisisan Indonesia dikejutkan oleh Sutardji Calzoum Bahri dengan improvisasinya yang menjadi belahan penting dari proses penciptaan puisi-puisinya. Berbeda dengan penyair-penyair sebelumnya, Sutardji mengebrak dengan puisi-puisinya bentuk-bentuk baru. Pembaharuan yang dilakukan sutardji benar-benar memberi wajah gres bagi perjalanan dan perkembangan puisi Indonesia.
Di dalam kredo puisinya yang diproklamasikan pada 30 maret 1973, Sutardji menyampaikan kredo berasal dari bahasa latin credo yang berarti saya percaya, suatu pernyataan atau pengakuan.

KREDO PUISI SUTARDJI
Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan mirip pipa yang menyalurkan air. Kata ialah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kalau di umpamakan dengan kursi, kata ialah dingklik itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau di umpamakan dengan pisau, ia ialah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau menikam. Dalam kesehari-hari kata cenderung dipergunakan sebagai alat untuk menyanpaikan pengertian. Dianggap sebagai pesuruh untuk memberikan pengertian. Dan lupakan keudukannya yang merdeka sebagai pengertian.
Dalam puisinya, ia membebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya mirip kamus dan penjajahan-penjajahan lain mirip moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor, serta penjajahan gramatika. Bila kata-kata di bebaskan, kreatifitaspun di mungkinkan. Karena kata-kata bisa membuat dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan memilih kemauan dirinya sendiri. Pendadakan yang kreatif bisa timbul, lantaran kata yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian, tiba-tiba lantaran kebebasannya bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbulah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang kreatif.
Dalam penciptaan puisinya, ia membebaskan kata-kata. Dalam gairahnya dikarenakan telah menemukan kebebasan. Kata-kata meloncat-loncat dan menari di atas kertas, mabuk dan menelanjangi dirinya sendiri., mundar-mandir dan berkali-kali memperlihatkan muka dan belakangnya yang mungkin sama atau tidaka sama, membelah dirinya dengan bebas, menyatukan dirinya sendiri dengan yang kain untuk memperkuat dirinya, membalik atau menyusangkan sendiri dirinya dengan bebas. Saling betentangan sendiri satu sama lainnya. Karena mereka bebas berbuat semaunya atau jikalau perlu membunuh dirinya sendiri untuk memperlihatkan dirinya sendiri untuk memperlihatkan dirinya bisa menolak dan berontak terhadap pengertian yag ingin dibebankan kepadanya.
Sebagai penyair saya hanya menjaga sepanjang tidak menganggu kebebasnnya, supaya kehadirannya yang bebas sebagai pembentuk pengertiannya sendiri, bisa menerima aksetuasi yangmaksimal. Menulis puisi baginya ialah membebaskan kata-kata yang berarti mengembalikan kata pada awal mulanya. Pada mulanya ialah kata. Dan kata pertama ialah mantera. Makamenulis puisi baginya ialah mengembalikan kata kepada mantera.

Sutardji Calzoum Bahri
Bandung, 30 Maret 1973

2.7 TOKOH-TOKOH PUISI KONTEMPORER

  1. Sutardji Calzoum Bahri
    Karyanya
  • Kumpulan sajak o, amuk, kapak
  • Tragedi sihka dan winka
  • Batu
  1. Supardi Djoko Damono
    Karangannya:
  • Dukamu Abadi (Kumpulan sajak, 1969)
  • Mata Pisau (Kumpulan sajak, 1974)
  • Akuarium (Kumpulan sajak, 1974)
  1. Goenawan Muhamad
    Karangannya:
  • Dadaku ialah perisaiku (kumpulan sajak, 1974)
  1. Leon Agusta
    Karangannya:
  • Catatan putih (Kumpulan sajak, 1975)
  • Hukla (Kumpulan sajak, 1979)
  1. Korrie Layun Rampan
    Karangannya:
  • Matahan pinsan & ubun-ubun (kumpulan sajak, 1974)
  1. Entha Ainun Nadjib
    Karangannya:
  • “M” Frustasi (kumpulan sajak, 1976)
  • Nyanyian Gelandangan (Kumpulan Sajak, 1981)
  1. Hamid Jabbar
    Karangannya:
  • Paco-Paco (Kumpulan Sajak, 1974)
  • Dua Warna (Kumpulan Sajak Bersama Upita Agustina, 1975)
  1. Toen Herarti
    Karangannya:
  • Sajak-Sajak 33 (Kumpulan Sajak, 1973)
  1. Linus Suryadi
    Karyanya:
  • Langit Kelabu (Kumpulan Sajak, 1976)

D. BIOGRAFI SUTARDJI CALZOUM BAHRI

Lahir di Riau, 1941, ialah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus Sekolah Menengan Atas Sutardji Calzoum Bahri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik jurusan Administrasi Negara. Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bahri mulai menulis dalam surt kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknya di muat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.

Sejumlah sajaknya telah di terjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggeris dan di terbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation ( Calcutta, India ), Writing from The World ( Amerika Serikat ), Westerly Review ( Australia ) dan dalam dua antologi berbahasa belanda : Dichters in Rotterdam (Rotterdam Kunststicting, 1975) dan IK wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji di anugerahi hadiah South East Asia Writter Awards atas prestsinya dalam sastra di bangkok, Thailand.

Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia. Terutama lantaran konsepsinya perihal kata yang hendak di bebaskan dari kunkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata mirip mantera. Pada ekspresi dominan panas 1974, Sutardji Calzoum Bahri mengikuti Poetry Reading International di Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writting acara di Lowa city, Amerika serikat dari oktober 1974 hingga April 1975. Sutardji juga memperkenalkan cara gres yang unik dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.

O Amuk kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bahri dari periode penuisan 1966 hingga 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara terang pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.

2.8. PUISI-PUISI KONTEMPORER

O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O…

(Sutardji Calzoum Bachri)

Kata duka, resah, ragu, mau, sia, duhai, dan o merupakan kata-kata sifat atau perasaan yang kesannya diikuti oleh kata ganti milik; aku, kau, dan kalian yang memperlihatkan semua kata atau perasaan tersebut dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan judul serta aksara o yang diulang pada final puisi ini, jikalau dikaitkan pada dikala seseorang mengucapkan aksara o secara serentak, hal ini merupakan aksara yang mewakili kata paham. Menunjukkan bahwa sudah tahu akan apa yang telah terjadi atau atas klarifikasi yang disampaiakn. Selain itu, o sendiri juga bisa diartikan sebagai suatu pengharapan.

Dari keseluruhan puisi O tersebut sanggup diketahui adanya sebuah perasaan penyesalan, pengaduan serta pencarian yang berujung pada sebuah pemahaman tersendiri tapipemahaman itu malah menjadikan sebuah kebingungan yang baru. Hal itu sanggup dilihat dari baris terakhir “oku okau okosong orindu okalian obolong o risao o Kau O..”. sehabis membuat aatu mengesankan adanya sebuah pada oku okau tapi pemahaman itu kembali menjadikan pertanyaan serta menjadikan sebuah kerinduan untuk semakain ingin bertemu, sebuah pencarian dengan orindu okalian obolong o risau o Kau O….

Penggunaan aksara k yang dicetak besar pada kata kau pada baris terakhir juga menjadikan pemahaman tersendiri. Umumnya sebuah kata ganti yang diawali denagn aksara besar yang letaknya bukan diawal kalimat ialah memperlihatkan bahwa itu ialah Tuhan, sebagai pola penggunaan kata ganti milik –Nya. Dari sini mungkin puisi O ini memperlihatkan bahwa adanya pengaduan serta ingin tahu dan usaha pencarian untuk bertemu dengan Tuhan yang menciptakannya. Akan tetapi semakin ia tahu maka menjadikannya semakin galau dan semakin ingin tahu lagi.

Tak lupa, dalam puisi ini juga sangat terasa imbas magis yang ditimbulkan dari perulanagn kata serta penggunaan kata-katanya yang tidak wajar.

AMUK
Ngiau! Kucing dalam darah ia menderas
Lewat ia mengalir ngilu ngiau ia ber
Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba
Darahku ia besar ia bukan hariamau bu
Kan singa bukan hiena bukan leopar dia
Macam kucing bukan kucing tapi kucing
Ngiau ia lapar ia menambah rimba af
Rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
Dia meraung ia mengerang jangan beri
Daging ia tak mau daging jesus jangan
Beri roti ia tak mau roti ngiau.
Puisi lain karyanya mirip berikut ini.
SCB

BATU

batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu janun
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati akad ?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa saya mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak hingga mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak hingga mengapa tangan melambai
sedang lambai tak sampai. Kau tahu

batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji ?

Sutardji Calzoum Bahri

POT
Pot apa itu pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Pot apa pot itu pot kaukah potku?
SCB

BAB III
SIMPULAN

Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. Atau puisi kontemporer ialah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri.

Baca Juga: Pantun

Ciri-ciri Puisi Kontemporer
a. Puisi bergaya mantra
b. Gaya bahasa paralelisme
c. Tipografi
d. Kata-kata dari bahasa daerah
e. Asosiasi bunyi
f. Banyak dipakai gaya penulisan prosais
g. Banyak menggunakan kata-kata tabu
h. Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos.