Jaringan Penguat Kolenkim Dan Sklerenkim : Pengertian, Struktur, Gambar, Fungsi, Sifat

10 min read

Sifat, Fungsi, Gambar, Struktur Serta Pengertian Jaringan Penguat Kolenkim Dan Sklerenkim

Sifat, Fungsi, Gambar, Struktur Serta Pengertian Jaringan Penguat Kolenkim Dan Sklerenkim

Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan binatang berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan yaitu histologi.

Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit yaitu histopatologi. Jaringan pada badan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.

Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel hidup yang mempunyai selulosa tebal, penebalan yang utama terjadi pada sudut-sudutnya. Jaringan ini biasanya berkelompok membentuk untaian atau silinder. Jaringan ini terletak pada kepingan terluar batang dan urat daun. Fungsinya sebagai penyokong dan memperkuat organ muda.

Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh kepingan dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya yaitu di kepingan korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem.

Jaringan sklerenkim pada kepingan keras biji dan buah berupa sklereida. Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) contohnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim yaitu sebagai alat penyokong dan pelindung.

Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,sklerenkim yaitu jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis yaitu jaringan rumit.

Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi kepingan luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis.

Sifat, Fungsi, Gambar, Struktur Serta Pengertian Jaringan Penguat Kolenkim Dan Sklerenkim

Sistem jaringan dasar meliputi jaringan yang membentuk dasar bagiani tumbuhan, namun sekaligus juga sanggup memperlihatkan spesialisasi. Jaringan dasar utama yaitu parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.

Dalam badan tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil alasannya yaitu jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan epilog di sebelah luar.

Pada tumbuhan dikotil, contohnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar sanggup ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur (korteks).

Jaringan Kolenkim
Kolenkim mirip halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan kepingan yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur mirip itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di dikala organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga sanggup memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.

Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang mirip sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim yaitu sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya mempunyai dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang mempunyai dinding sekunder, sel kolenkim hanya mempunyai dinding primer, lunak, elastis tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya, sanggup berlignin (mengandung zat kayu) dan kesudahannya menjadi keras dan kaku,

Sel kolenkim tetap mempunyai protoplas aktif yang bisa melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah mirip pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus atau menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak sanggup segera dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya sehabis dewasa.

Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada kepingan tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan sanggup merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.

Kolenkim, mirip parenkim, sanggup mengandung kloroplas dan sanggup pula berisi tannin.Dinding sel kolenkim sanggup berlignin atau menjadi lebih tebal mirip pada sklerenkim.Namun, lantaran kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim sanggup menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.

Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.

Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga sanggup meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim remaja kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih gampang rusak daripada kolenkim muda. (Hidayat, 1995)

Ada kekerabatan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan parenkim.Kolenkim mirip halnya parenkim sanggup berisi kloroplas.Kolenkim yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim sanggup juga berisi tanin.(Hidayat, 1995)

Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak mirip nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder sanggup menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.(mulyani, 2006)

Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang terutama jikalau menerima sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal.

Kolenkim biasanya dibuat sempurna di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim sempurna berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.(Mulyani,2006)

Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang mirip serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di tempat sentra untaian kolenkim, dan yang terpendek di tempat tepi.

Hal ini sanggup diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibuat oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari sentra untaian; sehabis pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel sentra menjadi yang terpanjang lantaran yang pertama kali dibuat dan meningkat hingga panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).(Mulyani,2006)

Ciri-ciri Jaringan Kolenkim

Kolenkim remaja yaitu suatu jaringan elastis yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya sanggup mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut.Pada kepingan tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau sanggup berkembang menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin.

Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim yaitu jaringan penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.(mulyani,2006)

Pada kepingan tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau sanggup berkembang menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berkembang menjadi sklrenkim. Muly)
Letak Jaringan Kolenkim

Kolenkim sanggup ditemukan pada batang, daun, serta pada kepingan bunga dan buah.Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya.Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jikalau sklerenkim dibuat semenjak tumbuhan muda.Biasanya kolenkim terdapat pribadi di bawah epidermis.

Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Hdy)

Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya

Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Sel sanggup berupa prisma pendek atau bisa pula panjang mirip serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan. Muly)

Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut: Hidyt)

a) Kolenkim sudut (angular kolenkim)

Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, mirip yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.

b) Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan

Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia

c)Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae, contohnya Salvia, Malva, Athaea, dan Asclepias dan pada batang Ambrosia

d) Kolenkim cincin

Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin remaja tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

Dinding sel kolenkim merupakan pola dinding primer yang amat menebal, alasannya yaitu penebalan terjadi pada dikala sel masih tumbuh membesar.Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam materi segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%.

Hal itu disebabkan lantaran pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menjadikan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan mirip dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada materi segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67%.Mulyni

Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan sanggup dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.

Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, contohnya tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berkembang menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibuat lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.

Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal sehabis dinding mengalami sklerifikasi.Lamela embel-embel berkembang ke arah sentripetal dan lumen bertahap mengecil.
Struktur Sehubungan dengan Fungsi

Kolenkim sepertinya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan bisa meluas.

Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim sanggup tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jikalau kepingan organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim.

Dalam kepingan tumbuhan yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan kepingan tumbuhan yang tidak terpengaruh tekanan mirip itu. hdyt

Kolenkim remaja merupakan jaringan yang besar lengan berkuasa dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang hingga 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin.Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berkembang menjadi sel sklerenkim. hdyt

jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ badan tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh kepingan dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak sanggup memanjang.

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel kerikil (sklereid).(hidayat.1995)

a) Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang bekerjasama dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem.

Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai hemat tinggi, contohnya serat manila yang dipakai sebagai materi dasar tali.

b) Sel-sel batu
Sel-sel kerikil terdapat dalam semua kepingan tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel kerikil pada buah sanggup memperlihatkan ciri khas, contohnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran mirip pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).

Ciri-ciri dari jaringan sklerenkim, yaitu :

• Selnya mati
• Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi besar lengan berkuasa dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal
• Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun
• Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras
• Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jikalau sel dewasa
• Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe : serat (fibre) atau sklereid
• Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
• Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa yaitu pola yang baik dari kepingan badan tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
• Terdapat pada kepingan keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel kerikil (stone cell, sklereid).

Struktur dan Fungsi jaringan sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap.

Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga sanggup melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi badan tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal lantaran berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin.

Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.

Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Untuk lebih jelas, perhatikan Gambar. Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.

  1. Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini sanggup dipakai untuk menciptakan tali, karung goni, dan materi dasar tekstil untuk pakaian.
  2. Serat Xilem (Xilari)Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu lantaran dindingnya mengandung lignin yang menjadikan dindingnya keras dan kaku.

b) Sel-Sel Batu (Sklereid)

Sklereid terdapat pada kepingan tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk terusan yang disebut terusan noktah. Lumen sel sangat sempit lantaran adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, contohnya butiran mirip pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung mirip pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel kerikil ini.

Letak jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh kepingan dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya yaitu di kepingan korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada kepingan keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di banyak sekali kepingan tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, contohnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman berdasarkan pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.(Kurmana, 2008)

Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) contohnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim yaitu sebagai alat penyokong dan pelindung.

Ø Macam-macam sel sklerenkim
a. Sklereid
Terdapat di banyak sekali tempat dalam badan tumbuhan. Sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid sanggup dibagi empat macam : (Lovelles, 1987)

  1. Brakisklereid atau sel kerikil yang bentuknya hampir isodiametrik, contohnya floem kulit kayu pohon.
  2. Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit biji, contohnya pada leguminosae.
  3. Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang membesar adakala sedikit bercabang.
  4. Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada daun.
    b. Serat

Serat terdapat di banyak sekali tempat dalam badan tumbuhan. Serat paling sering ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem merupakan kepingan jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh.

Baca Juga: Organik, Cair, Domestik, Padat

Dua macam serat xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan noktah yaitu serat libriform dan serat trakeid. serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di luar xilem, contohnya ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai kepingan dari floem.