Pengertian Annelida : Peranan, Habitat, Manfaat, Contoh, Materi, Siklus Hidup

11 min read

Siklus Hidup, Materi, Manfaat, Habitat, Peranan Dan Pengertian Annelida Menurut Para Ahli

Siklus Hidup, Materi, Manfaat, Habitat, Peranan Dan Pengertian Annelida Menurut Para Ahli

Pengertian Umum Annelida Beserta Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi dan Peranan
Annelida yaitu kelompok binatang dengan bentuk tubuh mirip susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang berarti bentuk.

Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat parasit.

Pengertian dan Sistem Fisiologis Phylum Annelida Annelida yang sering disebut Annulata yaitu cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan banyak sekali sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup.

Annelida mempunyai segmen di potongan luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.

Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berafiliasi menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi oto . Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

Siklus Hidup, Materi, Manfaat, Habitat, Peranan Dan Pengertian Annelida Menurut Para Ahli

Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah mempunyai pembuluh darah sehingga mempunyai sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.

Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida yaitu sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.

Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.

Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).

B. Ciri-ciri tubuh dan habitat phylum Annelida
Cacing yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, sebab dilihat dari Ciri-ciri tubuh phylum Annelida yaitu sebagai berikut:

Tubuhnya terbagi ke dalam satu formasi memanjang ruas-ruas serupa yang juga disebut metamer (metemere) atau somit (solimetes), yang kelihatan daru luar sebab adanya sekat yang dinamakan septa atau sekat.

Rongga tubuh antara akses pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.

Pada potongan anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.

Sistem saraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.

Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine. Permukaan tubuh ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu kaku.

Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.

Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang benalu dengan melekat pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar maritim dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan menciptakan liang sendiri.
C. Klasifikasi Phylum Annellida beserta Contoh Spesiesnya
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Kelas Chaetopoda, Kelas Archiannelida dan Kelas Hirudinea.

Kelas Chaetopoda (cacing berambut banyak)
Kelas Chaetopoda, merupakan cacing annelid yang hidup dilaut, air tawar dan di darat, dengan ruas-ruas tubuh yang kelihatan nyata, mempunyai skat-sekta antara, bulu kaku dan sebuah rongga tubuh.

a. Ordo Polycheta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi kawasan kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta mempunyai sepasang struktur mirip dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia yaitu sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga sanggup berfungsi juga mirip insang untuk bernapas. Setiap parapodium mempunyai rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.

Contoh spesies Polychaeta yang sesil yaitu cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Kebanyakan Polychaeta hidup di maritim serta mempunyai parapodia dan setae. Sedangkan yang bergerak bebas pola spesiesnya yaitu Nereis virens (cacing pasir), Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).

Klasifikasi :
Kigdom : Animalia
Phylum : Chaetopoda
Ordo : Polycheta
Familia : Nereidae
Genus : Nereis
Spesies : Nereis vireis

Cacing ini populer sebagai cacing pendiam. Sistem digesti dimulai dari faring ke esophagus, dan terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam esophagus itu bermuara dua kantong kelenjar usus berkonstriksi secara teratur.

Sistem respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darahnya mengandung pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh ini mengalir ke anterior, sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal ventral mengalir ke posterior.

Sistem ekskresi dalam tiap segmen, kecuali yang terakhirvdan yang pertama, terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior dari segmen tempat nefridium terdapat.

Sistem saraf terdapat ganglion serebral atau ganglion suprasofageas, sanggup juga disebut otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion suprasofegeal itu dihubugnkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang saraf ventral. Dalam tiap metamer (segmen), batang saraf ventral itu menciptakan tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.

Sistem reproduksi, dimana Nereis ini bersifat diesius. Testis atau ovarium terbentuk pada dinding selom, dan tersusun segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet bau tanah keluar dengan paksa melalui dinding tubuh. Luka pada dinding balasan keluarnya gamet itu segera tertutup kembali. Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi trokofor.

b. Ordo Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak mempunyai parapodia, namun mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen.

Contoh spesies dair Oligochaeta yang paling populer yaitu cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain yaitu cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing tanah, yang cenderung mempunyai sedikit setae yang bergerombol secara eksklusif dari tubuhnya.

Cacing tanah mempunyai kepala atau parapodia yang kurang berkembang. Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan setae. Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, sebab tubuh yang lemnan dipakai untuk pertukaran udara.

Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segementasi Nampak terang dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang sanggup menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini yaitu dipakai untuk materi kosmetik, obat, dan adonan makan berprotein tinggi bagi binatang ternak.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Chaetopoda
Ordo : Oligochaeta
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus terrestris

Sistem pencernaan berupa sebuah tabung lurus mulai dari verbal kemudian faring yang berpengaruh dan membengkak (segmen 2-6), esophagus (segemen 6-14), ingluvies (tembolok) yang berdinding tipis (segmen 14-17), lambung tebal (segmen 17-18), kemudian usus halus (segmen 19 hingga segemen terakhir) dan anus. Sistem respirasi dan sirkulasi, dimana cacing tanah bernapas malaui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Pernapasan berlangsung hanya jikalau kutikula itu basah.

Pembuluh-pwmbuluh kapiler dalam tubuh mengambil oksigen dan melepaskan CO2 . Sistem pembuluh darah terdiri dari 2 pembuluh longitudinal utama dan 3 pembuluh longitudinal lainnya yang lebih kecil.

Darah mengalir ke depan dlaam pembuluh darah dorsal melalui pasang jantung yang berotot, masing-masing dalam segmen ke7-11, terus ke pembuluh darah ventral sehabis itu darah mengalir ke dinding tubuh, kemudian kembali lagi ke pembuluh dorsal melalui 3 pembuluh longotidinal yang kecil-kecil itu. Darah cacing tanah berwarna merah. Darah terdiri dari cairan plasma yang mengandung amoebosit, yaitu butiran-butiran yang tidak berwarna.

Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya yaitu lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari akses peredaran darah.

Sistem saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tipa segmen dengan rantai, mulai dari segmen ke-4. Di samping itu ada ganglion suprafangeal anterior yang juga disebut “otak” yang terletak dalam segmen ke-3. Korda saraf disekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion venreal pertama.

Sistem reproduksi cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi oleh dirinya sendirir (self-fertilizing). Di sini ada 2 pasang testis, masing-masing terletak dalam segemn yang dibungkus oleh vesikula seminalis yang berjumlah 3 pasang.

Kopulasi berlangsung di malam hari. Selama kopulasi reseptakulum (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor cacing dipindahkan ke dalam reseptakulum seminalis cacing lain. Bias any terjadi fertilisasi silang. Setelah kopulasi, dua ekor cacing berpisah.

Kokom kemudian terbentuk pada masing-masing cacing kira-kira pada klitelium. Setelh kokon mendapatkan telur dari spermatozoa, kemudian cacing menarik kembali kokon belakang dan lubang kokon tertutup.

Kokon itu kemudian membungkus zigot-zigot yang terbentuk, dan masing-masing zigot tumbuh menjadi cacing kecil dalam kokon. Kokon yang berisi cacing-cacing kecil itu diletakkan dakan tanah yang lembab.

Kelas Archiannelida
Kelas Archiannelida merupakan Annelida maritim yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Ruas-ruas tubuhnya tak sanggup dibedakan dari luar. Prostomiumnya mempunyai sepasang tentakel.

Lubang mulutnya terletak dibagian bawah dari ruas pertama dan lubang anusnya di ruas terakhir. Sepasang celah berbulu getar masing-masing di sisi prostomium. Rongga tubuh terbagi-bagi menjadi ruang-ruang oleh sekat-sekat.

Alat-alat dalam diulang-ulang keberadaannya sehingga hamper setiap tuas mempunyai rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang nefridia, sepasang gonad, satu potongan dari akses pencernaan dan potongan dari benang saraf ventral.

Anggota-anggota kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana. Bersifat diesius atau hermafrodit. Contoh spesiesnya yaitu Polygordius sp. Dimana binatang ini hidup disepanjang pantai, bentuknya mirip larva poliketa yang primitive atau sebagai poliketa yang telah mengalami degenerasi. Bentuknya mirip benang dngan panajng 100 mm, dan penampang dengan radius kira-kira 1 mm, dari luar somit (segmen) tidak nampak jelas. Prostomium dengan 2 buah tentakel perasa. Alat-alat tubuh dalam mirip pada polikata umumnya, tetapi lebih sederhana.

Selom dibagi ke dalam kompartemen-kompartemen, tiap kompartemen dilengkapi dengan sepansang nefridia. Sistem saraf terletak dalam epidermis. Perkembangan-biakan Polygordius meliputi Larva berbentuk trokofor, somit-somit terbentuk di potongan posterior selama proses metemorfosis. Dewasanya tubuh melalui perpanjangan ujung anus. Perpanjangn menjadi beruas-ruas dan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan karenanya menjadi binatang dewasa.

Kelas Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak mempunyai arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang dipakai untuk melekat dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea yaitu binatang ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya yaitu vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea benalu hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil mirip siput.
Contoh spesies Hirudinea benalu yaitu Hirudo medicinalis (lintah). Linta mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral, dengan 26 metamer, tetpai dari luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi (cincin yang melingkari tubuh). Pada linta tidak ada setae dan parapodia. Pada sebelah anterior terdapat sebuah penghisap oral, dan pada sebelah posterior ada lagi sebuah kedua penghisap itu untuk melekat pada inang waktu mneghisap darah. Mulut mempunyai 3 buah ranah dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang tertutup dengan sersi (gigi-gigi kecil mirip pada gergaji). Segemen 9-11 berfungsi sebagai klitelium. Pada Saat merobek atau menciptakan lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah sanggup mengisap darah sebanyak mungkin.

Klasifiksi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo : Holoturoidea
Familia : Hirudoaceae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis

Sistem pencernaan linta dimulai dari verbal terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan dikelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ini menghasilkan secret yang mengandung materi anti-koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari faring terus ke tembolok yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung lateral memanjang hingga segmen ke-18.

Kantung-kantung yang memanjang itu kemudian bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal yang mempunyai kegunaan untuk mencerna darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur. Dari lambung akses digesti melanjut ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus disebelah posterior.

Sistem respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui permukaan kulit. Darah yang mengandung hemoglobin mengalir dalam pembuluh-pembuluh longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dari ventral tuubh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak eksklusif menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan ronga-rongga dalam selom.

Sistem ekskresi dimana setiap segmen dari segemen ke 7-23 berisi nefridia yang berpasangan. Masing-masing nefridia mempunyai ekspnasi berupa vesikula yang berbentuk gelembung dan merupakan muara akses ekskresi. Sistem saraf pada lintah sama mirip pada cacing tanah, tetapi pada linta ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebral lebih kecil.

Linta bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama. Pada segmen-segmen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris. Sistem reproduksi dan perkembangbiakan lintah itu hermaprodit dengan beberapa pasang tetstis dan satu pasang ovarium. Untuk reproduksi dibutuhkan fertilisasi silang. Massa sel sperma (spermatofor) yang telah mengental (aglutinasi) dimasukan ke dalam vagina lintah partenernya melalui penis.

Fertilisasi berlangsung secara internal dan pekembangan tejraid dalam kokon serti cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi linta-linta kecil dalam kokon.

D. Peranan dari phylum Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a. Cacing tanah sanggup menyuburkan tanah, sebab membantumenghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di kawasan tertentu dijadikan sebagai makanan
c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.

A. Ciri-Ciri Annelida (Cacing Gelang)
Annelida mempunyai ciri-ciri/karakteristik antaralain sebagai berikut…

  • Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan mempunyai otot.
  • Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
  • Mempunyai sistem pencernaan tepat (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok, usus, dan anus).
  • Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
  • Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
  • Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
  • Sistem peredaran darah annelida yaitu tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin
  • Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
  • Sifat kelamin annelida yaitu hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya regenerasi yang tinggi)

B. Cara Hidup Annelida
Umumnya Annelida hidup bebas, tetapi ada juga yang hidup dengan parasi menemel dan bergantung pada inangnya. Kebanyakan dari Annelida hidupnya di perairan maritim dan air tawar, dan sebagian lagi hidup ditanah dengan tempat lembab.

C. Sistem Organ Annelida
Sistem peredaran darah: Annelida mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah. Fungsi pembuluh darah annelida yaitu menghantarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Di potongan kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, sebab bernafas melalui kulit
Sistem pernafasan: Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di seluruh kulit permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies yang melalui insang.

Sistem pencernaan: Annelida mempunyai sistem pencernaan lengkap yang teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
Sistem ekskresi: Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-masing.

Sistem reproduksi: Annelida mempunyai sistem perkembangbiakan secara seksual. Satu Annelida mempunyai 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina (hermafrodit), tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua individu yang akan mengatur dirinya sedimikian rupa sehingga sanggup menukarkan sperma. Lalu, dari hasil sperma tersebut, akan dilepas dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah. Sebagian annelida bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan regenerasi.

D. Klasifikasi Annelida
a. PolyChaeta
PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga PolyChaeta yaitu kelas dengan rambut paling banyak di filum Annelida. PolyChaeta mempunyai potongan tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta mempunyai tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal =parapodium).

Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian besar dari PolyChaeta, mempunyai Parapodia berfungsi sebagai insang sebab terdapat pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta yaitu 5-10 cm.

Annelida (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)

Contoh Jenis PolyChaeta
Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai materi masakan (mengandung protein tinggi)
Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai materi masakan (mengandung protein tinggi)
Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
Arenicola sp,

Ciri-Ciri PolyChaeta
Berambut banyak
Hidup di maritim dan sanggup dibedakan antara jantan dan betina
Mempunya parapodia (alat gerak)
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
Tubuh sanggup dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen pertama).

b. OligoChaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti sedikit, dan Chaeta yang berarti rambut. Kelas OligoChaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut. Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab, tetapi ada juga yang hidup di air.

Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai parapodia, sehingga kepalanya kecil, tidak mempunyai alat peraba, dan tidak mempunyai bintik mata. Pada lapisan kulit terdapat potongan saraf dengan fungsi untuk mendapatkan rangsangan.

OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan perkembangbiakan secara generatif dengan perkawinan, dan secara vegetatif dengan regenerasi. Terdapat Kitellum (Selzadel) yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat receptaculum seminis yang berfungsi sebagai penampung sel-sel spermatozoa.

Annelida (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Contoh Jenis OligoChaeta
Moniligaster houtenil (Cacing tanah sumatra)
Tubifex sp (Cacing air tawar/sutra), berperan sebagai indikator pencemaran air.
Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah), berperan membantu aerasi tanah sehingga menyuburkan tanah
Perichaeta musica (C.Hutan)
Ciri-Ciri OligoChaeta
Tidak mempunyai parapodia
Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen
Memiliki sedikit rambut
Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan klitelum.
Telur terbungkus oleh kokon
Daya regenerasi tinggi
Hidup air tawar atau darat
Hermafrodit

c. Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak mempunyai seta (rambut) dan tidak mempunyai parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di potongan belakang sedikit runcing. Di segmen awal dan simpulan terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan menempel.

Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot yaitu prosedur pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea bermacam-macam dari 1-30 cm.

Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara menempel. Sebagian mereka menciptakan luka pada permukaan tubuh inang sehingga sanggup menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang sanggup melubangi kulit, dan jikalau itu terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa ketika kelas ini melekat pada inangnya sebab ia menghasilkan suatu zat anastesi yang sanggup menghilangkan rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.

Annelida (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Contoh Jenis Hirudenia
Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan melekat pada daun
Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)
Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar.
Ciri-Ciri Hirudenia
Tidak mempunyai parapodia dan seta di segmen tubuhnya
Ukuran tubuh bermacam-macam mulai dari 1-30 cm.
Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Hidup air tawar, darat, dan air laut.
Memiliki zat antikoagulasi
E. Peranan Annelida
Annelida mempunyai beberapa tugas yang sanggup dimanfaatkan atau menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Peran annelida yaitu sebagai berikut..

a. Peranan Annelida yang mengutungkan/bermanfaat
Makanan manusia, sebab cacing mempunyai sumber protein yang berpotensi dimasukkan sebagai materi makan insan mirip halnya daging sapi dan ayam
Bahan baku ternak, mempunyai kandungan protein, lemak dan mineral yang tinggi, cacing tanah dimanfaatkan sebagai masakan ternak contohnya unggas, udang, kodok, dan ikan.

Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya sanggup meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dgunakan sebagai pelembab kulit dan materi baku pembuatan lipstik.

Baca Juga: Mollusca

Lintah dipakai untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi
Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan transfusi darah
b. Peranan Annelida yang merugikan
Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing filaria.