Peristiwa Rengasdengklok: Kronologi, Tokoh, Dan Tujuan

10 min read

Peristiwa Rengasdengklok

Tujuan, Latar Belakang, Tokoh, Dan Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok – Pada tanggal 15 Agustus 1945 di malam harinya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diculik oleh golongan muda ke garnisun PETA di Rengasdengklok. Tujuannya supaya Soekarno dan Hatta tidak termakan oleh Jepang dan mendesak keduanya untuk segera mempercepat proklamasi.

Lalu Mr. Achmad Soebardjo meyakinkan golongan cowok bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Soekarno dan Hatta dibebaskan, keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno.

Peristiwa Rengasdengklok terjadi di wilayah Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat-Indonesia. Peristiwa ini terjadi alasannya para cowok takut kalau Soekarno terpengaruh dengan bujuk rayu Jepang. sebelumnya terjadi perselisihan antara Ir. Soekarno dengan Sukarni mengenai pembacaan Proklamasi. berdasarkan Sukarni, Proklamasi harus dibacakan esok hari (17 Agustus 1945). sedangkan, berdasarkan Soekarno pembacaan Proklamasi harus dibicarakan oleh PPKI melalui sidang PPKI. Sukarni berkata kepada Soekarno:

Jika besok Proklamasi belum dibacakan, maka akan terjadi pertumpahan darah~Sukarni
Ini leher saya, seret saya ke pojok sana dan akhiri hidup saya sekarang. jangan menunggu besok~Ir. Soekarno.

Akhirnya sekitar jam 04.00 pagi, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarnoputro diboyong ke Rengasdengklok untuk “diasingkan” supaya kondusif dari efek Jepang. mereka dibawa ke rumah seorang Tionghoa (keturunan china) yang diusir dari rumahnya oleh PETA (PEmbela Tanah Air), Djiaw Kie Siong. kesudahannya Ir. Soekarno dan rombongan dijemput oleh Joesoef Koento (Yusuf Kunto) dan Mr.

Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (Ahmad Subarjo Joyoadisuryo) untuk kembali ke Jakarta pada jam 01.00. mereka hingga di Jakarta pada jam 04.00. mereka pulang ke rumah masing-masing dan mereka pribadi menuju rumah Laksamana Muda Maeda Tadashi yang mempersilahkan Ir. Soekarno dan yang lainnya untuk memakai rumahnya untuk menyusun Proklamasi. kemudian Laksamana Maeda Tadashi meminjamkan mesin ketik yang “dipinjam” atau bahwasanya diambil dari kantor Perwakilan Angkatan Laut Jerman.

kemudian naskah proklamasi klad (naskah orisinil buatan Ir. Soekarno) berbunyi:

Proklamasi

Kami, bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-’05
Wakil2 bangsa Indonesia
kemudian naskah proklamasi otentik (naskah yang telah diubah) berbunyi:

P R O K L A M A S I

Kami, bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

inilah pidato Soekarno sebelum dan setelah membacakan proklamasi Indonesia.

Sodara-sodara sekalian!

Saja telah meminta Anda oentoek hadir di sini oentoek menjaksikan insiden dalam sedjarah kami jang paling penting.

Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berdjoang oentoek kebebasan negara kita-bahkan selama ratoesan tahoen!

Ada gelombang dalam tindakan kita oentoek memenangkan kemerdekaan jang naik, dan ada jang djatuh, namoen semangat kami masih ditetapkan dalam arah tjita-tjita kami.

Djoega selama zaman Djepang oesaha kita oentoek mentjapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Djepang itoe hanja moentjoel bahwa kita memboengkoek pada mereka. Tetapi pada dasarnja, kita masih teroes membangoen kekoeatan kita sendiri, kita masih pertjaja pada kekoeatan kita sendiri.

Kini telah hadir dikala ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanja soeatoe bangsa tjoekoep berani oentoek mengambil nasib ke dalam tangannja sendiri akan mampu bangun dalam kekoeatan.

Oleh alasannya semalam kami telah musjawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seloeroeh Indonesia. Bahwa pengoempoelan deliberatif dengan soeara boelat beropini bahwa kini telah tiba waktoe oentoek mendeklarasikan kemerdekaan.

Sodara-sodara:

Bersama ini kami menjatakan solidaritas penentoean itoe.

Dengarkan Proklamasi kami :

P R O K L A M A S I

KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENJATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

HAL-HAL JANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKOEASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN

DENGAN TJARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO JANG SESINGKAT-SINGKATNJA.

DJAKARTA, 17 AGOESTOES 1945

ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.

SOEKARNO-HATTA.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung selama 3,5 tahun, namun dampaknya bagi bangsa Indonesia meliputi banyak sekali bidang, diantaranya bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,birokrasi, dan militer. Memasuki awal tahun 1944, tentara Jepang mulai mengalami kekalahan diberbagai daerah, alasannya para cowok telah mempunyai keahlian dan keterampilan militer yang mampu dimanfaatkan dikemudian hari pada dikala mempertahankan kemerdekaan menghadapi tentara Sekutu dan Belanda.

Hingga kesudahannya Proklamasi kemerdekaan dibacakan, itu menandakan keberanian bangsa Indonesia untuk memilih nasibnya sendiri. Namun, proklamasi itu tidak berlangsung lancar begitu saja.Proklamasi itu lahir dari perbedaan perilaku yang terang antara kalangan yang menginginkan Kemerdekaan Indonesia sebagai hasil usaha sendiri dan kalangan yang tidak mempersoalkan kemerdekaan itu merupakan santunan Jepang. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Panglima Asia Tenggara Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI). Dua hari kemudian, Soekarno dan Hatta, bersama dengan Rajiman Widiodiningrat, diundang ke Dalath. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan armada udara Sekutu masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki.

Peristiwa tersebut mendorong Terauchi mengubah tanggal santunan Kemerdekaan menjadi 24 Agustus 1945.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang mengalah tanpa syarat kepadaa Sekutu.Meskipun dirahasiakan, info kekalahan itu mampu diketahui sejumlah tokoh gerakan bawah tanah dan para cowok melalui radio.Kekalahan Jepang itu menyebabkan keinginan berpengaruh dan keberanian untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia sesegera mungkin.Hal itulah yang mendasari terjadinya insiden Rengasdengklok.Dengan kepastian tanggal tersebutketiga tokoh tadi kembali ke Indonesia.

Makalah ini membahas insiden Rengasdengklok alasannya pada insiden ini merupakan puncak dari tujuan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.Perjuangan bangsa Indonesia pada Peristiwa Rengasdengklok sangat besar.Jadi, penulis mengambil topik mengenai Peristiwa Rengasdengklok guna menumbuhkan semangat Nasionalisme dan Patriotisme bagi generasi penerus bangsa Indonesia di era modernisasi dikala ini.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas makalah ini mempunyai rumusan kasus sebagai berikut.
1) Mengapa tiga tokoh Indonesia dipanggil ke Dalath?
2) Bagaimana Peristiwa Rengasdengklok terjadi?
3) bagaimanakah efek setelah Peristiwa Rengasdengklok?

1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan kasus di atas makalah ini mempunyai tujuan kasus sebagai berikut.
1) Mengetahui dan mengerti alasan pemanggilan tiga tokoh Indonesia ke Dalath.
2) Memahami terjadinya Peristiwa Rengasdengklok.
3) Mengetahui efek yang terjadi setelah Peristiwa Rengasdengklok.

Pembahasan
2.1 Peristiwa Pemanggilan Tiga Tokoh Indonesia Ke Dalath
Jepang yang semakin mendesak dalam perang Asia Pasifik oleh pihak Sekutu, menyadari bahwa mereka akan mengalami kekalahan. Oleh alasannya itu, Jepang mula-mula menawarkan komitmen kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia. Kemudian dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI), maka pada dikala yang sama Dokuritsu Junbi Cosakai dianggap bubar. Kepada para anggota PPKI, Guseikan Mayor Jenderal Yamato mengucapkan terimakasihnya dan menegaskan kepada mereka bahwa para anggota yang duduk dalam PPKI itu tidak dipilih oleh pejabat dilingkungan Tentara Keenambelas saja, akan tetapi oleh Jenderal Besar Terauci sendiri yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga orang tokoh Inonesia dipanggil ke Dalath (Vietnam) oleh Jenderal Besar Terauci.Ketiga tokoh Indonesia yang dipanggil yaitu Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan dr.Radjiman Wedyodiningrat (Thamiend,2000: 168). Dalam pertemuan di Dalath pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Besar Terauci memberikan kepada ketiga pemimpin tersebut, bahwa keputusan pemerintah kekaisaran Jepang untuk menawarkan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia yang daerahnya meliputi seluruh bekas Hindia Belanda. Dengan demikian, pertemuan di Dalath merupakan momentum politik yang besar artinya kearah pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah dicita-citakan selama berabad-abad.

Dua puluh satu anggota telah dipilih, tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari Jawa yang ada di bawah pemerintahan Tentara Keenambelas, tetapi juga dari banyak sekali pulau, mirip berikut : 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 dari Sulawesi, seorang dari Kalimantan, seorang dari Sunda Kecil(Nusa Tenggara), seorang dari Maluku, dan seorang dari golongan penduduk Cina.

Yang ditunjuk sebagai ketua dalam PPKI yaitu Ir. Soekarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta dan sebagai penasehat ditunjuk Mr. Subardjo.Kemudian oleh orang Indonesia sendiri, anggota PPKI ditambah dengan enam orang lagi tanpa seizin pihak Jepang. Anggota-anggota itu yaitu Wiranata Kusuma, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sajuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan Ahmad Subardjo(Notosantoso,1984:78).

Dan pada dikala ketiga tokoh PPKI, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia dan tiba pada tanggal 15 Agustus 1945 belum mengetahui sedikitpun bahwa bahwasanya Jepang telah mengalah tanpa syarat kepada Sekutu, sehubungan dengan dijatuhkannya bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 an 9 Agustus 1945.

Berita mengenai kekalahan Jepang diketahui oleh sebagian pemimpin golongan pemuda.Oleh alasannya itu, setibanya di Jakarta Soekarno dan Hatta pribadi didesak oleh para cowok supaya keduanya segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Keinginan para cowok itu ditanggapi oleh kedua tokoh dengan menyampaikan bahwa kasus Proklamasi Kemerdekaan akan dibicarakan pada rapat PPKI yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pendapat kedua tokoh tersebut tidak disetujui oleh para pemuda, sehingga terjadi insiden Rengasdengklok.

2.2 Peristiwa Rengasdengklok
Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, para cowok mengadakan rapat di ruang Laboratorium Mikrobiologi di Pegangsaan Timur. Rapat ini dihadiri oleh tokoh radikal, antara lain Chaerul Saleh, Soekarni, Yusuf Kunto, Soerachmat, Djohan Noer, Darwis, Abdoer ahcman, Moewardi, Sempoen Singgih, Hamani, dan Wikana.

Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang mengambil keputusan untuk mendesak Soekarno dan Hatta supaya mau memutuskan hubungannya dengan pemerintahan militer Jepang dan bersedia berunding dengan para pemuda. Rapat ini dilakukan alasannya terjadi perbedaan pendapat antara kalangan bau tanah dan kalangan muda terhadap kapan dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan.

1) Sikap Kalangan Tua
Pihak yang disebut kalangan bau tanah yaitu para anggota PPKI.Tokoh yang menonjol dalam kelompok ini aalah Soekarno dan Moh.Hatta.mengenai tanggal Proklamasi Kemerdekaan, kalangan bau tanah cenderung menyesuaikan iri dengan ketentuan Pemerintah Militer Jepang, yakni tanggal 24 Agustus 1945. Mereka tidak berani melanggar ketentuan itu alasannya khawatir akan adanya pertumpahan darah .

Kalangan bau tanah beranggapan bahwa cepat atau lambat Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan bukan kasus yang penting, tetapi kasus yang penting yaitu Proklamasi Kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan bagaimana cara menghadapi pasukan sekutu yang akan tiba nanti. Untuk itu, segala sesuatu yang menyangkut Proklamasi Kemerdekaan harus dibicarakan dalam rapat PPKI.Sehingga dengan demikian tidak menyimpang dengan ketentuan Jepang, yang memutuskan waktu pelaksanaan Proklamasi Keerdekaan.

2)Sikap Kalangan Muda
Pihak yang disebut kalangan muda yaitu para mahasiswa dan anggota PETA.Mereka mempunyai perilaku radikal mengenai Proklamasi Kemerdekaan.Mereka tidak menyetujui kalau pelaksanaan Proklamasi Kemerekaan sesuai dengan keputusan Jenderal Besar Tarauci.Kalangan muda beranggapan bahwa kalangan bau tanah terlalu mengikuti ketentuan Jepang.

Dengan terlalu mengikuti ketentuan Jepang, Kemerdekaan Indonesia menjadi tanpa makna alasannya sama dengan santunan Jepang. Mereka menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan dengan kekuatan sendiri tanpa mengindahkan Jepang. Dengan begitu akan menyebabkan kesan bahwa Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil usaha rakyat Indonesia sendiri.

Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu komitmen Jepang yang dianggap tipu budi kancil belaka. Karena ia mendengar radio yang tidak disegel Pemerintah Jepang, maka ia mengetahui bahwa Jepang sudah memutuskan menyerah(Notosusanto,1984:79-80).

Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 15 Agustus 1945, malam hari kalangan cowok mengutus Darwis dan Wikana untuk memberikan kemauan kalangan cowok kepada Soekarno dan Hatta.Kedua pemimpin itu tetap tegas pada pendiriannya yaitu membicarakan terlebih dahulu Proklamasi Kemerdekaan dengan PPKI.Pada pembicaan tersebut tidak mencapai kata sepakat, kalangan cowok bermaksud mengamankan Soekarno dan Hatta keluar Jakarta(Matroji,2004:4).

Adanya perbedaan paham itu telah mendorong kalangan cowok untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar Kota. Tindakan tersebut diambil dari hasil keputusan rapat terakhir pada pukul 00.30 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945 yang diadakan oleh para cowok bertempat di Asrama Baperpi(Badan Permusyawaratan Pemuda Indonesia), Cikini 71.

Jakarta. Selain akseptor rapat di Lembaga Bakteriologi, rapat itu juga dihadiri oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dr.Muwardi dan Shodanco Singgih dari Daidan PETA Jakartasyu. Rapat tersebut memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta keluar Kota Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala efek Jepang.Untuk menghindari kecurigaan Jepang Shodanco Singgih menerima kepercayaan untuk melaksanakan planning tersebut.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 Soekarno dan Hatta dibawa oleh sekelompok cowok keluar kota menuju Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan disebelah timur Jakarta.Rengasdengklok dipilih untuk tempat pengamanan Soekarno dan Hatta atas banyak sekali pertimbangan sebagai berikut.
1) Rengasdengklok dilatarbelakangi oleh maritim sehingga gampang untuk meloloskan diri apabila ada serangan dari pihak Jepang.
2) Sebelah timur dearah Rengasdengklok dibentengi oleh Purwakarta dan Cimalaya yang barada dibawah penguasaan satu Daidan PETA yang siap menghadapi setiap kemungkinan berasal dari timur.
3) Sebelah selatan ada juga tentara PETA Kedung Gedeh.
4) Sebelah barat ada juga tentara PETA di Bekasi yang siap menghadapi musuh yang mencoba menyerang dari arah Jakarta(Thamiend,2000:169).
Sehari penuh Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok .Disana kalangan cowok kembali mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan tanpa kaitan apapun dengan Jepang.Kedua pemimpin itu tetap teguh pada pendirian semula.Wibawa mereka cukup berpengaruh sehingga kalangan cowok segan untuk melaksanakan penekanan.Namun, dalam suatu pembicaraan pribadi dengan Soekarno, Shoudanco Singgih menyimpulkan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan segera setelah kembali ke Jakarta.Kemudian Singgih bergegas ke Jakarta untuk memberikan kesediaan Soekarno memproklamasikan kemerdekaan kepada kalangan cowok yang ada di Jakarta.

Sementara itu di Jakarta, antara Ahmad Subardjo sebagai wakil kalangan bau tanah dan Wikana sebagai wakil kalangan muda telah mencapai kesepakatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan di Jakarta.Dimana Laksamana Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.Atas dasar kesepakatan itu, Ahmad Subardjo berangkat ke Rengasengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Setibanya di Rengasdengklok, Ahmad Subardjo meyakinkan Soekarno dan Hatta bahwa Jepang memang telah menyerah.

kemudian ia meyakinkan kalangan cowok untuk melepaskan Soekarno dan Hatta dengan jaminan bahwa Ahmad Subardjo member taruhan nyawanya kalau Proklamasi Kemerdekaan tidak dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya hingga pukul 12.00 WIB. Setelah yakin dengan jaminan tersebut Shodanco Subeno,dari Daidan PETA Rengasdengklok bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.

2.3 Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pukul 23.30 WIB.Soekarno dan Hatta beserta rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di jalan Imam Bonjol (sekarang Perpustakaan Nasional Depdikbud).Di rumah itulah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun (Notosusanto,1984:83).

Perumusan teks Proklamasi didahului oleh perubahan perilaku fundamental dari Soekarno dan Hatta mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Awalnya mereka akan melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan sesuai dengan ketetapan Jepang. Sikap itu berubah setelah pertemuan dengan pemuka militer Jepang di Jakarta.

1) Pertemuan dengan Mayjen Nishimura.
Soekarno dan Hatta menemui Somabuco (kepala Pemerintahan umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk mengetahui sikapnya mengenai rapat PPKI yang membicarakan wacana Kemerdekaan Indonesia (Matroji, 2004 : 6).
Dalam pertemuan itu tidak mengasilkan kata sepakat.Disatu pihak Soekarno dan Hatta bersikeras melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan sesuai dengan garis kebijakan Jendral Terauchi.Dilain pihak, Nishimura bersikeras memelihara status quo.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu Nishimura melarang kegiatan dalam bentuk apapun termasuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan ProklamasiKemerdekaan.Tidak adanya kesepahaman itu meyakinkan Soekarno dan Hatta untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan tanpa ada kaitannya dengan Jepang.

2) Perumusan Konsep Proklamasi Kemerdekaan
Setelah bertemu Sumabuco, Soekarno dan Hatta bergegas ke kediamanLaksamana Maeda.Disana telah berkumpul para anggota PPKI dan kalangan Pemuda.Kemudian terjadilah insiden bersejarah berupa Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan.Tokoh-tokoh yang merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan yaitu Soekarno,Hatta dan Ahmad Subardjo yang disaksikan oleh pihak kalangan cowok yaitu Soekarno, B.M. Diah dan Soediro.Teks tersebut dirumuskan diruang makan Laksamana Maeda. Sebagai tuan rumah ia mengundurkan diri kekamar tidurnya ketika insiden bersejarah itu berlangsung, sedangkan anggota PPKI dan Pemuda lainya berada diserambi depan.

Soekarno kemudian mengambil secarik kertas dan menulis sesuai dengan apa yang Hatta dan Ahmad Subardjo ucapkan. Ahamad Subardjo menyumbangkan pikirannya yaitu “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan kami’’.Kalimat pendek dan sederhana ini telah dianggap cukup bagi suatu langkah yang memilih dan mempunyai arti penting dalam sejarah dunia yang mencerminkan keadaan yang dihadapkan kepada bangsa Indonesia.

Suatu keadaan yang dikuasai oleh ketegangan jiwa yang luar biasa ( Frederick, 2005 : 306-307 ).Kalimat pendek tersebut kemudian dilanjutkan oleh Hatta.
Konsep Proklamasi Kemerdekaan itu terdiri atas dua kalimat.
(1)Kalimat Pertama merupkan pernyataan kemauan Bangsa Indonesia untuk memilih hasilnya sendiri.
(2)Kalimat kedua merupakan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignity).

Perumusan teks Proklamasi berlansung hingga pukul 04.00 WIB dengan menghasilkan teks proklmasi hasil goresan pena tangan Ir Soekarno. Ketiga tokoh perumus teks, kemudian menjumpai tokoh-tokoh PPKI dan kalangan cowok yang menunggu diserambi depan. Kemudian Soekarno membuka rapat kemudian membacakan konsep proklamasi kemerdekaan.Konsep itu disetujui dengan sedikit perubahan.
3) Pengesahan Teks Proklamasi
Dalam akreditasi teks proklamasi terjadi perdebatan mengenai siapa yang menandatangani teks proklamasi.Soekarno mengusulkan supaya mereka yang hadir bersma-sama teks proklamasi.Saran tersebut diperkuat oleh Hatta.Seperti halnya naskah “Declaration of Independence” Amerika Serikat.Tetapi anjuran itu ditentang oleh kalangan cowok alasannya mereka masih menganggap bahwa kalangan bau tanah sebagai kolaborator (orang yang berhubungan dengan Jepang) apabila turut menandatangani teks proklamasi.
Dari perdebatan yang terjadi salah seorang tokoh pemuda, yakni Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi cukup dua orang saja yaitu Soekarno dan Hatta, Atas Nama Bangsa Indonesia.Hal ini dimaksudkan supaya proklamasi kemerdekaan benar-benar higienis dari efek jepang.Usulan itu berdasarkan alsan kedua tokoh yang telah diakui sebagai pemimpin utama rakyat Indonesia dan usulannya disetujui.
Kemudian Sayuti melik segera mengetik teks proklamasi yang ditulis Soekarno dengan perubahan kecil.Perubahan itu meliputi tiga hal, sebagai berikut :
(1) Tulisan “tempoh” diganti ‘tempo”
(2) Tulisan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti “atas nama bangsa Indonesia”
(3) Tulisan Djakarta, “17-08-‘05’ diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Baru pada jam 2.00 malam tanggal 16 menjelang tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta teks proklamasi kemerdekaan siap dan di tandatangani oleh dwitunggal Bung Karno-Hatta disaksikan pemuda-pemuda (Kansilh,1985:44).
Demikian pertemuan yang menghasilkan teks proklamasi kemerdekaan itu berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari.Timbulah duduk perkara bagaimana teks tersebut disebarluaskan keseluruh Indonesia. Sukarni melaporkan bahwa lapangan Ikada (lapangan sudut tenggara Monas) telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan teks proklamasi, tetapi Soekarno menganggap lapangan Ikada yaitu salah satu lapangan umum yang mampu manimbulkan bentrok antara rakyat dengan pihak militer Jepang.

Baca Juga: Usaha

Oleh karna itu Soekarno mengusulkan supaya upacara proklamasi dilakukan di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56,Jakarta (sekarang gedung perintis kemerdekaan di jalan proklamasi). Usul itu disetujui dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung di tempat itu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB ditengah-tengah Ramadan (Notosusanto, 1984: 86-87).

1)Tiga tokoh Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Hatta dan dr. Radjiman Widiodiningrat dipanggil ke Dalat,Vietnam oleh Jenderal Besar Terauci untuk memberitahu bahwa keputusan pemerintah kaisar Jepang akan menawarkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia yang daerahnya meliputi seluruh bekas Hindia Belanda.

2)Peristiwa rengas dengklok yaitu pengamanan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta oleh kalangan cowok yang bertujuan supaya Soekarno dan Hatta tidak terpengaru oleh jepang mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dan supaya Soekarno dan Hatta sgera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3)Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan dilakukan oleh Soekarno dan Hatta ketika mereka sadar bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan dan tanpa adanya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Jepang.

3.2 Saran
1) Untuk masyarakat yang tugasnya sebagai penerus bangsa harus mempunyai jiwa Nasionalisme yang tinngi untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia alasannya apabila kita mengenang sejarah usaha bangsa Indonesia, usaha tersebut dilakukan penuh dengan rintangan demi menuju kemerdekaan.
2) Untuk pembaca diperlukan setelah membaca makalah ini lebih mengasihi tanah air Indonesia dan lebih menghargai makna perjuangan.